Wartadki.com|Jakarta, — Nadirasa Community resmi menggelar acara perdananya di Mandira Garden, Kemang, pada tanggal 28 November 2025. Komunitas ini lahir dari pertemuan para praktisi lintas bidang, mulai dari bisnis, psikologi, komunikasi, konseling berbasis alam, wellness holistik, seni penyembuhan, penulisan reflektif, hingga transformasi energi. Meski berasal dari jalur berbeda, mereka dipersatukan oleh kesadaran yang sama bahwa banyak warga kota yang lelah dan membutuhkan ruang untuk hadir kembali, merasakan, serta memulihkan diri. Dari titik temu inilah Nadirasa dibangun sebagai wadah latihan kesadaran yang membumi, lembut, dan mudah diakses oleh siapa saja.

Acara perdana dipandu oleh Coach Ahmad Eka Prasetia, seorang trainer sekaligus MC aktif di platform pembelajaran iBlooming. Kehadirannya menghadirkan suasana akrab sejak awal, sehingga peserta dapat mengikuti rangkaian kegiatan dengan nyaman.
Sesi pembuka dibawakan oleh Putu Deasy Ariastuti yang membagikan kisah hidup dan keputusannya untuk mempraktikkan rasa syukur secara sadar setiap hari. Cerita ini mengajak peserta memasuki ruang kehadiran dan menyiapkan batin untuk proses berikutnya.
Sesi kemudian dilanjutkan oleh Yuli Safrida, pendamping menulis reflektif, yang mengajak peserta mengelola emosi melalui journaling. Ia membimbing peserta mengurai perasaan yang mengganjal, menyentuh kejujuran diri, dan membuka ruang kejernihan batin dalam tulisan.
Setelah proses menulis reflektif, rangkaian berlanjut dengan sesi self-introspection bersama Leyh (Liliana Hartanto), pemilik bisnis skincare N2M dari Surabaya. Ia memperkenalkan filosofi Victory Without a Fight, mengajak peserta menyadari bahwa ketenangan batin muncul saat seseorang berhenti berkonflik dengan dirinya dan mulai selaras dengan alur hidup.
Perjalanan batin kemudian diarahkan kembali ke tubuh. Lisa L. Mandira memandu sesi mindful eating, mengajak peserta menikmati makanan dengan perlahan, merasakan tekstur, aroma, serta kembali terhubung dengan tubuh yang kerap terabaikan dalam keseharian.

Dari tubuh, alur bergerak ke ranah relasi antarmanusia. Saskia Ubaidi, praktisi komunikasi, mengajak peserta memahami komunikasi sadar bahwa energi selalu hadir sebelum kata-kata. Melalui latihan sederhana, peserta belajar menghadirkan diri, mendengarkan secara mendalam, dan merespons dengan jernih.

Pendalaman sesi dilanjutkan ke aspek emosional bersama Anastasia Setyo Lestari, seorang mindful healing practitioner, yang membimbing sesi emotional release melalui lukisan di atas kain. Tiga peserta mencoba langsung praktik ini. Lewat warna, gestur, dan pola yang tercipta, Anas menjelaskan bahwa setiap guratan mampu memetakan kondisi emosional peserta. Medium kain yang lembut membantu menyalurkan emosi secara aman dan ekspresif.
Sebagai penutup, Roy Prakasa, Health Transformation Consultant dari Malang, memandu dua teknik pernapasan medical chikung untuk menyeimbangkan aliran energi, menenangkan sistem saraf, dan memulihkan tubuh secara menyeluruh.

Acara perdana ini menegaskan arah Nadirasa Community sebagai ruang di mana energi, rasa, dan kesadaran bertemu serta dipraktikkan secara kolektif. Di tengah ritme Jakarta yang cepat, komunitas ini hadir sebagai pengingat bahwa setiap orang perlu berhenti sejenak, bernapas, merasakan, dan kembali pulang kepada dirinya sendiri. ( La Sasqi )
