Cilegon – Saat memberikan sambutan pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 TNI, di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Provinsi Banten, Kamis (5/10) pagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengingat pesan Jenderal Besar Soedirman tentang jati diri TNI, yang diyakini sangat dan bahkan semakin relevan untuk masa kini dan masa yang akan datang.
“Bahwa politik tentara adalah politik negara, politik TNI adalah politik negara, dan loyalitas TNI adalah loyalitas untuk kepentingan bangsa dan negara,†tegas Presiden Jokowi.
Politik dan loyalitas kepada bangsa dan negara itu, menurut Kepala Negara, berarti kesetiaan memperjuangkan kepentingan rakyat, kesetiaan menjaga keutuhan wilayah dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan kesetiaan kepada pemerintah yang sah.
TNI, tegas Presiden Jokowi, adalah milik nasional yang berada di atas semua golongan, yang tidak terkotak-kotak oleh kepentingan politik yang sempit, dan tidak masuk ke kancah politik praktis.
“TNI selalu menjamin netralitas politik di era demokrasi sekarang ini, yang selalu menjamin keutuhan wilayah nasional, dan membangun persatuan serta solidaritas antar anak bangsa, antar komponen bangsa,†tutur Presiden.
Harus Waspada
Kepala Negara mengingatkan, sampai kapan pun juga kita harus waspada terhadap upaya dari luar yang merongrong keutuhan wilayah Indonesia. Presiden juga mengingatkan harus waspada terhadap rongrongan dari dalam yang mengganggu Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dan juga harus waspada terhadap peperangan nyata di bidang budaya dan ekonomi di era perdagangan bebas dan perkembangan teknologi yang maha cepat sekarang ini.
Menurut Kepala Negara, tidak ada jalan lain bahwa kita harus bergegas membangun pondasi ekonomi kita harus Indonesia sentris, sebagaimana tuntutan doktrin pertahanan semesta yang dipegang teguh oleh TNI.
“Harus menjaga stabilitas politik dan keamanan, harus menumbuhkan kepercayaan masyarakat internasional terhadap negara kita, Indonesia,†ujar Kepala Negara.
Presiden juga mengingatkan, bahwa dalam dunia yang semakin transparan sekarang ini tidak ada lagi yang bisa ditutup-tutupi. Kejadian sekecil apapun di sudut negeri ini, akan terberitakan sampai mancanegara.
Karena itu, lanjut Presiden, tidak ada pilihan lain kecuali kita harus memberikan pesan bahwa Indonesia adalah negara yang stabil. Karena itu pula, Presiden menegaskan, bahwa sinergi antara TNI dengan institusi lain dalam pemerintahan dan dengan seluruh komponen anak bangsa adalah mutlak, adalah wajib, untuk dijaga dan ditingkatkan.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla dalam upacara peringatan tersebut, diantaranya sejumlah menteri anggota Kabinet Kerja dan para duta besar dari negara sahabat.
Tampak hadir pula Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia Try Sutrisno dan Ibu Tuti Try Sutrisno, Wakil Presiden ke-11 Republik Indonesia Boediono serta Ibu Sinta Nuriyah Wahid.(setkab)