Warta DKI
Ragam

Amerika Rilis 30 Ribu Halaman Dokumen Tragedi 1965, Tapi Operasi CIA Masih Ditutupi

DKI Jakarta – Sedikit lagi tabir sejarah masa transisi antara pemerintahan Soekarno ke Soeharto serta periode penuh kekerasan tahun 1965 dan 1966 terkuak. Hampir 30 ribu halaman dokumen dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta antara 1964 hingga 1968 yang sudah di-deklasifikasi atau tak lagi dianggap rahasia, dirilis Pusat Deklasifikasi Nasional, bagian dari Arsip Nasional AS bekerjasama dengan LSM Arsip Keamanan Nasional di Universitas George Washington. Dokumen-dokumen ini mencakup periode pembunuhan ratusan ribu tersangka simpatisan Komunis tahun 1965-1966, yang didukung oleh pemerintah AS saat itu.
Ribuan dokumen ini dipindai dan ditampilkan online oleh tim relawan Indonesia and East Timor Documentation Project. Proyek ini bertujuan memberi masyarakat umum akses terhadap dokumen-dokumen ini. Pendiri proyek tersebut, profesor sejarah Asia Bradley Simpson menyatakan, “Deklasifikasi ini sangat penting mengingat iklim politik di Indonesia saat ini di mana tengah meningkat sentimen anti komunis oleh militer dan organisasi Muslim terhadap organisasi yang dianggap kiri seperti LBH. Semoga warga Indonesia memahami sejarah ini agar tidak mengulanginya lagi.” Bradley Simpson menambahkan, “Kami telah mempublikasikan sebagian kecil dari dokumen ini untuk memberikan publik sedikit gambaran mengenai apa yang ada dalam koleksi ini.”
AS Tahu Detil Pembunuhan Massal 1965
Berbagai dokumen yang dibuka ini menunjukkan dukungan Amerika terhadap militer Indonesia dalam pembunuhan ratusan ribu warga yang dituduh simpatisan komunis. Deklasifikasi ini merupakan yang terbesar dan paling signifikan yang dilakukan Pusat Deklasifikasi Nasional yang dibentuk 2009 atas perintah Presiden Barack Obama untuk meningkatkan transparansi. Berkas tersebut memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana Kedutaan Besar AS terus melacak pembunuhan massal, dan berusaha dapat melemahkan gerakan buruh Indonesia dalam transisi pemerintahan Soekarno ke Suharto.
Peran AS di Indonesia dalam konteks perebutan pengaruh di masa Perang Dingin ini bukan hal baru. Rilis arsip keterlibatan AS di Indonesia dimulai pada tahun 2000, ketika Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan Laporan Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat, 1964-1968. Sejumlah dokumen tersebut menunjukan dukungan badan intelijen Amerika CIA terhadap Jenderal Suharto saat itu, ketika Washington kuatir Presiden Soekarno masuk ke orbit komunis.
Pertanyaan yang belum sepenuhnya terjawab, bahkan setelah deklasifikasi baru ini adalah seberapa jauh tingkat dukungan AS untuk militer Indonesia dalam pembunuhan tersebut. Berdasarkan dokumen yang dirilis terdahulu, CIA menyediakan dukungan teknis seperti radio. Badan intelijen Amerika dituduh menyediakan “daftar bunuh” orang-orang yang dianggap berafiliasi dengan Partai Komunis.
Menurut Bradley Simpson, rilis ini tidak mencakup dokumen rahasia terkait operasi terselubung badan intelijen Amerika, CIA maupun berkas Departemen Pertahanan termasuk catatan komunikasi Menteri Pertahanan AS saat itu, George Benson, dengan pejabat dan pemimpin militer Indonesia. Hingga kini belum ada kepastian apakah dokumen-dokumen tersebut akan dibuka oleh Washington.(voaindonesia)

Related posts

Code Margonda Berperan Mencetak SDM Berbasis Digital

Redaksi Wartadki

Sidang Lanjutan Praperadilan Maria Magdalena

Redaksi Wartadki

Dinkes Kota Depok Akui Ada Kesalahan Komunikasi di RS Ibu dan Anak

Redaksi

AsukaTV Mobil Digital Hadir di IIMS 2017

Redaksi

Buruh Tolak Revisi UU KPK,Memperburuk Iklim Investasi

Redaksi Wartadki

Aparat Keamanan Terus Bersiaga Selama Sidang Gugatan Hasil Pemilu di MK

Redaksi

Leave a Comment