Wartadki.com|Depok – Ketua Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Tony Samosir mendesak pemerintah untuk segera membentuk Lembaga Donor Organ, yang termasuk di dalamnya organ ginjal.
Bahkan dirinya juga sempat mengkritik Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan yang dianggap masih kurang dalam memperhatikan nasib penderita gagal ginjal.
“Ibu Menteri Kesehatan, cuci darah saja tidak cukup. Berikan kami hak atas obat-obatan!” Tegas
Tony dalam acara Kopdar (kopi darat) KPCDI bekerjasama dengan AvShunt Indonesia di Taman Wiladatika Cibubur.
Tony juga mengkritik sistem rujukan yang baru, yang dianggap terlalu berbelit-belit dan menyusahkan pasien dimana keadaan fisik mereka yang rata-rata lemah.
“Kami ini harus seumur hidup cuci darah. Kenapa kami harus memperbaharui rujukan setiap tiga bulan? Selain memberatkan kami, hanya akan semakin membuat rumah sakit penuh dan jumlah antrian yang panjang,” pungkasnya.
Ia menuturkan, tansplantasi ginjal akan menjadi terkoordinir dan dapat dikelola dengan regulasi yang jelas. Selain itu, akan semakin banyak jumlah pasien yang melakukan cangkok ginjal, karena ada sebuah lembaga yang menghimpun donor yang diakui legalitasnya. Hal ini juga untuk menghindari praktik jual beli organ yang sampai saat ini masih banyak ditemui di pasar gelap.
“Bukan hanya itu saja, si pendonor juga dilindungi secara hukum,” katanya.
Acara yang diikuti sekitar 200 pasien gagal ginjal se-Jabodebatek ini, selain berdiskusi dan sharing pengalaman, panitia juga mengadakan berbagai lomba. Diharapkan Kopdar ini bisa meningkatkan persaudaraan dan solidaritas di kalangan pasien cuci darah.(yopi)
previous post