Warta DKI
Travel

Depok Gue Dan Sejumlah Ormas Tolak Paham Radikal Masuk Depok

Wartadki.com|Depok-Aksi teroris telah menjadi ancaman bagi warga Negara dan warga Depok khususnya. Sel terorisme disebarkan melalui paham radikal berasal dari paham trans nasional, suatu saat bisa bangun dan mengancam kehidupan. Hal itu dibenarkan Inisiator Komunitas Depok Gue Sandi Hanafiah. Menurutnya, Kota Depok selama ini sangat damai dengan beragam ras, suku, agama, budaya dll. “Kita menolak paham Khilafah dan paham radikal masuk di Depok. Apalagi, mereka sudah jelas-jelas dalam gerakannya ingin merubah Pancasila, UUD 45 dengan konsep Khilafah. Penyebaran paham khilafah yang cenderung intoleran ini menyebar melalui dunia pendidikan, rumah ibadah, kompleks perumahan eksklusif bagi penganut agama tertentu sudah nyata terlihat di kota Depok,”ujarnya dalam diskusi Ngopi Santai. Kota Kembang, GDC, Cilodong.
Menurutnya, paham HTI selama ini sudah memasuki dunia pendidikan dan budaya. Parahnya, banyak masyarakat yang tidak memahaminya gerakan dengan balutan agama untuk tujuan kepentingannya. “Perlu kita waspadai, adanya gerakan paham khilafah dan radikal sudah masuk ke PAUD. Kalau ini terjadi, 20 tahun lagi apa yang terjadi. Sebab, yang diserang adalah mindset atau pola pikir. Untuk itu, kita mendeklarasikan diri mendukung TNI/Polri dalam menjaga keutuhan NKRI. Menolak segala bentuk gagasan dan kegiatan khilafah di Indonesia yang merongrong Empat Pilar Bangsa. Mengajak kepada warga kota depok untuk selalu menjaga kondusifitas keamanan di kota Depok,”paparnya.
Ketua PA GMNI Depok Adi Febrianto Sudrajat menuturkan perlunya langkah strategis untuk membangkitkan persatuan. Menurutnya, sejak usia PAUD sudah ditanamkan nilai kebangsaan dan persatuan. Untuk itu, lanjutnya, seluruh kebijakan eksekutif maupun legislatif haruslah berpihak pada Persatuan Indonesia. “Pengisian posisi strategis dalam jabatan-jabatan publik harus diisi oleh orang yang jelas-jelas mendukung NKRI tercermin dari rekam jejaknya.
Partai politik juga harus bersepakat untuk turut aktif dalam pembangunan karakter kader-kadernya sesuai dengan Ideologi Pancasila. Kalau ada yang berlawanan harus dibubarkan,”terangnya.
Penggiat Sosial Kota Depok Abdurrahman mengatakan masyarakat Kota Depok resah atas perilaku para pengusung ide khilafah. Pasalnya, mereka yang sudah berani melakukan agitasi agresive terhadap pejabat negara beberapa waktu lalu. ” Kondisi itu kembali telah menyadarkan pentingnya sebuah gerakan bergandengan tangan antar masyarakat, ormas, komunitas yang ada di Kota Depok untuk memperkuat narasi NKRI YES, khilafa No,”paparnya.
Hadir dalam diskusi ini perwakilan dari PP, FBR, NU, PMII, PA GMNI DEPOK, Kaldera, komunitas merah putih dan para penggiat budaya. Komunitas ini merupakan komunitas plural lintas partai, ormas, golongan, suku dan agama yang peduli dan berkomitmen untuk bergerak agar Depok menjadi kota yang lebih baik, toleran dan maju bergerak menuju perkembangan peradaban yang maju dan sejahtera. Antusiasme kehadiran peserta diskusi kali ini sungguh menggambarkan kekuatan “silent majority” masyarakat Kota Depok yang siap bersatu dan bergerak untuk menjadi garda terdepan untuk mengawal NKRI di Kota Depok.

Related posts

12 Rekomendasi Akademisi Aceh Untuk Pembangunan Daerah

Redaksi Wartadki

Ulama dan NU Depok Deklarasi Damai Indonesia

Redaksi Wartadki

Empat Isu Strategis Kota Bogor di Forum KOPDAR Se-Jawa Barat

Redaksi

Wakil Bupati Cirebon Resmi Dicopot Dari Jabatannya

Redaksi

Mendekati Lebaran Kementan Mempercepat Serap Gabah di Sub Divre Bojonegoro, Jawa Timur

Redaksi

Terbitnya Inpres No.5 Tahun 2017 Tentang Percepatan Rehab dan Rekon Pascabencana Gempa di Aceh Pidie

Redaksi

Leave a Comment