Warta DKI
FeaturedPendidikan

UPER Mitigation di Tujuh SMA Jabodetabek, Ini Tips Menghadapi Bencana Alam

UPER Mitigation di SMA Jabodetabek,  Ini Tips Menghadapi Bencana Alam,

Wartadki.com|Jakarta, — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat potensi megathrust tinggi di sepanjang pantai barat Sumatera hingga Nusa Tenggara, dengan magnitudo hingga 8,7. Kondisi ini menuntut kesiapsiagaan maksimal untuk meminimalkan dampak bencana yang bisa terjadi kapan saja.

Menggandeng BMKG, BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Palang Merah Indonesia (PMI),  Program Studi Teknik Geofisika Universitas Pertamina (UPER) menggelar kegiatan edukasi mitigasi bencana di tujuh sekolah di Jabodetabek. Meliputi SMA Muhammadiyah 18 Jakarta, SMAN 70 Jakarta, SMAN 65 Jakarta, SMAN 74 Jakarta, SMAN 87 Jakarta, SMAN 90 Jakarta, dan SMA Global Islamic School.

“UPER Mitigation yang selenggarakan di SMA Jabodetabek menjadi harapan besar dalam memberikan pemahaman terhadap pengelolaan bencana. Edukasi yang dikemas dengan menarik menjadi salah satu cara pembelajaran yang efektif, terlebih lagi dilengkapi dengan simulasi kebencanaan,” ungkap Afra Kansa Maimuna, S.Tr. Geof, Tim Diseminasi Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG.

Berikut adalah tips yang disampaikan oleh tim Teknik Geofisika UPER beserta mitra dalam mitigasi bencana alam:

Memahami Jalur Evakuasi

Jalur evakuasi adalah standar penting dalam K3 dan langkah persiapan krusial dalam situasi darurat, termasuk mencapai titik kumpul dengan cepat. Siswa SMA dikenalkan dengan simbol-simbol pada peta evakuasi, seperti persegi yang menandakan tangga darurat.

Berkumpul di Titik Kumpul

Titik kumpul biasanya merupakan area terbuka yang jauh dari bangunan, tiang listrik, atau objek yang berpotensi jatuh pada saat terjadinya bencana alam seperti gempa. Sosialisasi tersebut mengarahkan peserta untuk melakukan simulasi, mulai dari turun melalui tangga darurat hingga berkumpul di titik kumpul.

Bersembunyi di Bawah Meja

Dalam sesi simulasi gempa bumi, UPER dan tim BNPB melakukan penyelamatan diri sederhana dengan berlindung di bawah meja yang kuat. Langkah ini melindungi dari benda-benda yang mungkin jatuh atau terlempar selama bencana.

Melakukan Pertolongan Pertama

Dalam sesi pelatihan, siswa SMA juga dilibatkan dalam praktik dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Tindakan sederhana seperti membersihkan luka, menghentikan pendarahan, membalut luka dengan kain bersih, atau memberikan bantuan pernapasan dapat dilakukan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kondisi memburuk.

 

 

Related posts

Universitas Djuanda Gelar Dialog Umum Bahas Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi dan Bela Negara

Redaksi

PC PMII Depok Aktif Gelar Kegiatan Dari Ziarah Sampai Kunjungan Ke Kemenag

Redaksi

Sinergitas Kanwil Kumham DKI Jakarta dengan BNN

Redaksi

Tantangan Umat Islam Dalam Mengeksplorasi Al-Qur’an

Redaksi

UTA 45 Jakarta Peduli Covid_19

Redaksi Wartadki

Nathalia R Rumawi: Pentingnya Beasiswa Afirmasi Bagi Perempuan Papua

Redaksi Wartadki

Leave a Comment