Wartadki.com|DKI Jakarta – Globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu massif telah menghapus sekat-sekat bangsa dan negara. Dalam menghadapi situasi demikian maka daya lentur budaya dan jati diri bangsa sangat penting untuk itu  diperlukan  pembentukan karakter suatu bangsa serta interaksi sosial kebudayaan, bila tidak dipersiapkan dengan baik maka nilai-nilai kebangsaan yang ada didalamnya akan tergerus dan punah, hal ini diungkapkan Presiden Joko Widodo dalam  membuka acara Simposium Nasional Kebudayaan (SNK) yang digelar atas inisiatif dari PPAD bekerjasama dengan FKPPI dan YSNB. Acara symposium ini digelar di Balai Kartini, Jakarta selama dua hari Selasa (21/11) dengan menekankan aspek Karakter Bangsa, yang terbagi atas tiga sub tema yaitu Penguatan Nilai ke Indonesiaan dan Pembangunan Karakter Bangsa, Pembangunan Kelembagaan dan Perilaku Kehidupan Bermasyarakat, serta Strategi Kebudayaan Kontekstual Dalam Pembangunan Karakter Bangsa.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya mengatakan tentang “Perkembangan teknologi dunia yang kian marak dapat menjadi tantangan tersendiri bagi pendidikan berkarakter. Berbagai media sosial yang berkembang pesat saat ini telah mengambil alih pengajaran pada anak-anak, hal ini menunjukkan interaksi sosial sangat berperan penting dalam menyeimbangkan  pengaruh global saat ini,â€jelas Presiden.
“Indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau dari Sabang sampai Merauke harus mempunyai infrastruktur yang memadai secara menyeluruh supaya dapat dipersatukan.Sebagai contoh dalam penerbangan dari Aceh menuju Wamena dibutuhkan waktu tempuh selama 9 jam 15 menit. Tanpa infrastruktur yang memadai, seperti landasan udara dan pesawat yang tersedia maka saya yakin tidak ada orang Aceh yang bisa terbang ke Wamena.Itulah gambaran Negara kita yang luas ini,â€tambah Presiden lagi.
Dalam kesempatan terpisah, Letjen (Purn) Slamet Supriyadi selaku Ketua Pelaksana SNK menjelaskan bahwa acara ini sebenarnya sudah digagas sejak tahun 2013 oleh ketua Dewan Pertimbangan PPAD, Jenderal TNI (Purn) Widjojo Sujono demi memulihkan karakter bangsa yang saat itu seperti kehilangan jati dirinya.
Slamet mengatakan,â€Sebagian Masyarakat sudah meninggalkan Pancasila, serta tingkahlakunya sudah bukan Indonesia lagi.Nilai-nilai ke-Indonesiaan telah terkikis habis.Oleh karena itulah saat ini diperlukan sebuah pendidikan berkarakter yang dijalankan dengan baik dan pelaksanaan konstitusi yang benar.Dengan demikian diyakini akan mengembali kankarakter berbangsa seperti semula. Hal ini dibarengi dengan peradaban yang benar dan kualitas yang meningkat dari penyelenggara negara.†(Iwan)