Bogor – Harga cabai yang sempat mencapai kisaran Rp130.000Â yang menyebabkan masyarakat menjerit. Hal ini membuat Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan beberapa langkah untuk menekan harga setinggi langit itu.
Menurutnya, penurunan harga cabai ini dikarenakan meningkatnya produksi cabai di sentra-sentra produksi cabai rawit merah. Hal ini menyebabkan jumlah cabai tersebut melimpah sehingga masyarakat pun tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya.
“Saya sampaikan kepada ibu-ibu di seluruh Indonesia untuk menanam cabai. Jadi ini berkat peranan ibu-ibu semua. Saya percaya ibu-ibu adalah tiangnya negara,†kata Amran saat memberikan materi di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Minggu (26/3/2017) di Hotel Lor-In Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Amran mengakui, jika 120 juta perempuan Indonesia menanam cabai dan memelihara ayam yang hasilnya 2 juta per hari, itu bisa menghasilkan 120 triliun setiap bulannya, sedangkan jika 1 tahun bisa 1000 triliun.
“Luar biasa dahsyatnya dan saya yakin akan terjadi swasembada terbaik atas kontribusi besar ibu-ibu Muslimat NU,†jelas Amran yang menyebut harga cabai saat ini dikisaran Rp40.000-Rp50.000 per kilogram.
Ia mengakui jika swasembada pangan muncul dari peran tangguh para ibu. Sebab itu menurutnya, jika lahir pemimpin yang tangguh, itu pasti lahir dari peran ibu-ibu.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa berupaya mewujudkan inovasi produk pertanian. Hal ini tidak terlepas dari peran ibu-ibu Muslimat yang sebagian besar juga petani di desanya masing-masing.
“Saya mendorong kepada ibu-ibu Muslimat untuk memperbarui langkah. Saya tekankan agar hasil panen tidak hanya sekadar petik dan jual, tetapi petik, olah, kemas, dan jual,†terang Khofifah.
Inovasi ini, lanjut dia, tentu akan menghasilkan profit lebih sehingga usaha mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa akan tercapai. Dia tidak memungkiri, hal ini memerlukan keterampilan khusus yang bisa disinergikan dengan pemerintah.
“Kita kerja sama dengan Menteri Desa dan Menteri Pertanian dalam Rapimnas ini. Mereka mempunyai balai-balai latihan yang bisa dimanfaatkan ibu-ibu Muslimat di wilayah dan cabang untuk meningkatkan keterampilan olah dan kemas tadi,†tandas Khofifah. (Wawan Suherman)