Warta DKI
Ragam

Kota Bogor Tingkatkan Pengelolaan Sampah

Wartadki.com|Bogor – Pemerintah Kota Bogor terus berupaya mengurangi jumlah volume sampah dengan meningkatkan pengelolaan sampah. Dari catatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, setiap harinya tercatat volume sampah di kota hujan mencapai 600 ton. Sekitar 475 tonnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga.

“Sisanya baru sekitar 125 ton yang diolah di TPS 3R, Bank Sampah, lapak-lapak barang bekas, dan ada juga sampah yang masih tercecer, di sungai atau dibakar,” ungkap Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Mochamad Ade, beberapa hari lalu.

Ia menambahkan, sampah Kota Bogor saat ini masih dibuang ke TPA Galuga mengingat peletakan batu pertama untuk Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut-Nambo (Luna) baru dilakukan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada Desember 2018. “Mungkin TPPAS Luna baru bisa dipergunakan di pertengahan 2020 mendatang,” ujarnya.

Menurut Ade, pada pengelolaan sampah di TPPAS Luna berbeda dengan pengolahan sampah di TPA Galuga. Di TPPAS Luna, katanya, sampah yang masuk akan dipilah,dipadatkan hingga menjadi Refuse Derived Fuel (RDF). RDF yang berbentuk padat ini akan dijual ke pabrik semen karena bisa digunakan sebagai bahan bakar pengganti batu bara untuk pengolahan semen.
“Sisa sampah yang tidak bernilai ekonomis akan dibuang dengan sistem sanitary landfill yakni metode pengolah sampah di bawah tanah dengan lapisan kedap air, lalu sampah ditimbun dan dipadatkan dengan lapisan tanah,” jelasnya.

Kota Bogor hanya dijatah 400-500 ton sampah perhari

Ade menerangkan, TPPAS Luna memiliki luas sekitar 40 hektar. Nantinya akan melayani pengolahan sampah dari empat kota/kabupaten, yakni Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Tanggerang Selatan dan Kota Depok. Setiap kota tersebut dikenakan tipping fee Rp125 ribu untuk 1 ton sampah per harinya. “Dalam sehari Kota Bogor hanya dijatah 400-500 ton sampah. Jika sampah lebih dari yang ditentukan tidak akan diterima,” terangnya.
Untuk itu, Kota Bogor membutuhkan Stasiun Peralihan Antara (SPA) sebagai tempat untuk mengalihkan sampah dari truck kecil ke truk besar. Untuk memindahkan sampah dari truk kecil ke truk besar diperlukan tempat yang memadai alias tidak bisa di sembarang tempat. Sementara sampai saat ini Kota Bogor belum memiliki SPA dan juga truk besar pengangkut sampah dari Kota Bogor ke TPPAS Luna.
“Kalau DED SPA-nya sudah ada dengan perkiraan biaya Rp 45 Miliar. Sedangkan untuk truk besar kami sedang coba mengajukan ke Kementerian PUPR karena harga truknya mencapai Rp 1 Miliar,” pungkasnya.

Related posts

P2WKSS Mampu Tingkatkan Peran Perempuan

Redaksi

Kemenkumham Sahkan Kepengurusan Dr Tilly Kasenda dan Sonny Setiawan di PDS

Redaksi

STIE Indonesia School of Management (ISM) Menempati Gedung Baru

Redaksi

BPJS Kesehatan Kota Depok Terapkan Kebijakan Khusus Terkait Prosedur Pelayanan

Redaksi

Wali Kota Bogor Tindak Tegas Para Manipulator PPDB

Redaksi

Perumda Pasar Jaya Akan Sediakan PAUD di Pasar Tradisional

Redaksi

Leave a Comment