Warta DKI
Hukum

Kapolri Komjen Listyo Sigit Banjir Dukungan,Wajibkan Anggotanya Belajar Kitab Kuning

Kapolri baru Komjen Listyo Sigit yang akan mewajibkan Anggotanya belajar Kitab Kuning diapresiasi. Dukungan kali ini datang Wakil Sekretaris Komisi Dakwah MUI Pusat KH. Khariri Makmun. Menurutnya perlu mendukung program Kapolri yang mengapresiasi kitab kuning sebagai khazanah Islam klasik. Pasalnya, bisa menambah spirit anggota Polri melawan terorisme dan menjauhkan agama dari budaya kekerasan.
“Kalangan Pesantren memfungsikan kitab kuning sebagai referensi nilai universal dalam menyikapi segala tantangan kehidupan. Karena itu, bagaimanapun perubahan dalam tata kehidupan, kitab kuning harus tetap terjaga,”ujar Pengasuh Pesantren Algebra, Ciawi, Bogor.
Menurutnya, kitab kuning dipahami sebagai mata rantai keilmuan Islam yang dapat bersambung. Yaitu hingga pemahaman keilmuan Islam masa tabiin dan sahabat. Dengan kata lain, lanjutnya, memutuskan mata rantai kitab kuning, sama artinya membuang sebagian sejarah intelektual umat.
“Sering kita mendengar sebuah hadist yang disabdakan oleh Rasulullah SAW Al-ulama warosatul anbiya yang artinya ulama adalah pewaris para Nabi. Apapun masalahnya, jawabnya adalah kitab kuning. Itulah ungkapan mudah untuk menggambarkan betapa luasnya khazanah dalam kitab kuning seperti dipahami kalangan Pesantren. Sehingga semua masalah dapat terselesaikan olehnya,”kata Wakil Direktur Eksekutif ICIS (International Conference of Islamic Scholars) ini.
Dia menambahkan, kitab kuning telah diajarkan di pesantren-pesantren di Indonesia sejak abad 18. Dikatakannya, Pesantren disinyalir merupakan hasil Islamisasi sistem pendidikan lokal yang berasal dari masa Hindu-Buddha di Nusantara. Kala itu, lanjutnya, Lembaga Pendidikan lokal berupa padepokan dan dukuh banyak didirikan untuk mendidik para cantrik. Melalui proses dakwah yang dipelopori oleh Wali Songo, lanjutnya, padepokan-padepokan tersebut di akulturasi dengan nilai-nilai Islam.
Menurutnya, materi yang diajarkan pun diganti menjadi ilmu-ilmu yang bernapaskan Islam. Seiring dengan semakin meluasnya ajaran Islam di Nusantara, padepokan-padepokan tadi berganti nama menjadi pesantren.
“Karakter Islam Indonesia yang sejuk dan menekankan kedamaian salah satu kuncinya ada pada materi kitab kuning. Narasi kitab kuning yang menekankan pada kecintaan terhadap negara, memperkuat nasionalisme, reformasi akhlak dan dakwah dengan santun merupakan kekuatan dan karakter Islam di Nusantara,”terangnya.
Dikatakannya, kitab kuning telah berhasil membentuk karakter Islam Indonesia berpaham moderat. Terlebih lagi, lanjutnya, menjaga ajaran Islam ahli sunnah yang adaptif terhadap modernitas dan perkembangan zaman. “Maka tak salah jika Kapolri baru Komisaris Jenderal Listyo Prabowo mewajibkan anggotanya belajar kitab kuning,”tutupnya.

Related posts

Warga RT 009-010 Kompleks Rawa Malang, Cilincing Berharap Segera Mendapatkan Sertifikat Tanah Yang Dibelinya

Redaksi

Lapas Narkotika Jakarta Sikat Habis Barang-barang Terlarang

Redaksi Wartadki

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Lapas Narkotika Gunung Sindur, Bogor

Redaksi Wartadki

Kapolres Padangsidimpuan AKBP. Dudung Setyawan, Memimpin Test Awal Lewati Sirkuit S

Redaksi

Wakapolresta Barelang AKBP Junoto: Dampingi Kapolda Kepri Tinjau Percepatan Vaksinasi Booster Dan Berikan Tali Asih di Yayasan Sekolah Tabgha Batam Kota

Redaksi

Presiden Minta Kepolisian Tanggapi Kritikan Dengan Pendekatan Persuasif dan Dialogis

Redaksi

Leave a Comment