Warta DKI
Berita UtamaNasional

Inilah Program Kerja ORKM BRIN di Tahun 2022-2029

Inilah Program Kerja ORKM BRIN di Tahun 2022-2029

Wartadki.com|Jakarta, — Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim (ORKM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ocky Karna Radjasa memaparkan rencana kerja riset ORKM tahun 2022-2029 pada Jumat (19/5). Dalam paparannya, Ocky menjelaskan bahwa program kerja ORKM dibagi menjadi dua tahap yaitu periode 2022-2024 dan 2025-2029.

“Pada tahun 2023 ini terdapat tiga program kerja yaitu tercapainya dua purwarupa hasil riset kebencanaan, satu purwarupa hasil pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), serta satu purwarupa hasil riset pengelolaan danau prioritas,” ujar Ocky.

Sedangkan pada tahap kedua (2025-2029) menurutnya terdapat empat rencana program riset ORKM yaitu ekonomi biru, ketahanan air, ketahanan iklim, dan mitigasi bencana. Sepuluh pusat riset di ORKM akan bahu-membahu mewujudkan program kerja riset tersebut, paparnya optimis.

Ocky menambahkan, riset ekonomi biru akan berfokus pada isu bioprospeksi laut dan darat; konservasi sumber daya pesisir; akuakultur laut, payau, dan tawar; pengelolaan keanekaragaman hayati laut dan darat; strategi pengelolaan ikan demersal dan pelagis; domestikasi dan pemuliaan ikan; budidaya ikan hias, tanaman akuatik, dan koral; mitigasi pencemaran laut; metodologi eksplorasi mineral strategis dan mineral industri; model pengelolaan geodiversitas dalam pengembangan geopark; potensi energi masa depan dasar laut; serta pemetaan potensi blue energy.

“Pada aspek riset ketahanan iklim, ORKM akan berfokus pada delapan isu. Kami akan meriset dinamika fisika oseanografi pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia; karbon biru dan siklus karbon laut; aplikasi proses pantai; ekosistem vegetasi pesisir; ekologi spasial dan dinamika pesisir; dinamika spasial; hidrometrologi dan perhitungan SDA; aplikasi geospasial; dan rekayasa bahan alam penangkap karbon,” papar Ocky.

Sedangkan untuk riset ketahanan air, ORKM akan mengeksplorasi teknologi pengurangan curah hujan; pendekatan paleolimnology untuk manajemen SDA;mitigasi pencemaran perairan darat; ekotoksikologi perairan darat; tata kelola SDA dan infrastruktur; pengelolaan air minum dan sanitasi; dinamika proses ekosistem perairan darat; ketahanan dan jasa lingkungan air tanah; hidrogeologi sistem panas bumi; dan pemanfaatan radon untuk pengelolaan sumber daya air.

Riset mitigasi bencana sudah mulai berjalan, tambah Ocky. ORKM akan mengembangkan riset pada karakterisasi, model, peta sumber, bahaya, dan resiko gempa, tsunami, gunung api, gerakan tanah; inovasi teknologi peringatan dini bencana geologi; inovasi model mitigasi, komunikasi sains, resilience; mitigasi bencana perairan; kebencanaan hidrometerologi; geospasial kebencanaan; jaring kontrol geodesi dan pemodelan geospasial; kajian dinamika SDA dan lingkungan global; mitigasi unsur berbahaya hasil proses geologi; dan pemanfaatan gas radon untuk mitigasi bencana geologi.

Pada kesempatan ini ia juga menyinggung produktivitas kinerja periset di lingkungan ORKM. Menurutnya, para kepala pusat riset harus terus berkarya. ORKM memiliki SDM besar akan tetapi kompetensinya masih perlu ditingkatkan dengan cara mengkolaborasikan kelompok-kelompok riset serta memperkuat kerja sama global, jelasnya.

Ocky pun menjelaskan hasil riset di lingkungan ORKM telah dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai dasar pengambilan kebijakan. Salah satunya adalah riset penetapan pemukiman di Sesar Bandung yang telah digunakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),” tegasnya. (ky, pp)

Related posts

Terdakwa Dugaan Penggelapan Bantah Semua Dakwaan Jaksa Penuntut Umum

Redaksi

Bupati Bogor Hadiri Upacara HUT TNI ke-78 Bersama Danrem 061/SK

Redaksi

Ketum SWI, Jalankan Fungsi Jurnalisme Independen dan Merdeka

Redaksi

Pelindo Multi Terminal Raih Hasil Positif Hingga Triwulan III 2023

Redaksi

Pesan Presiden Jokowi Dalam Sidang Kabinet Paripurna Terakhir

Redaksi

Mal Pelayanan Publik, Tulang Punggung Pelayanan Publik dan Efesiensi Anggaran

Redaksi

Leave a Comment