Warta DKI
FituredOpini

Strategi PDI-P, Tantangan Golkar, dan Dampak Putusan MK dalam Pilkada 2024

Strategi PDI-P, Tantangan Golkar, dan Dampak Putusan MK dalam Pilkada 2024

Strategi PDI-P, Tantangan Golkar, dan Dampak Putusan MK dalam Pilkada 2024

Oleh: Saskia Ubaidi (Pengelola Pustaka Aristoteles)

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) telah menunjukkan ketangkasan dalam merespons putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengubah dinamika pencalonan kepala daerah untuk Pilkada 2024.

Keputusan PDI-P untuk mengusung pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Banten mencerminkan kemampuan partai ini dalam cepat menyesuaikan strategi guna mengoptimalkan peluang politik.

Dampak dari perubahan regulasi ini tidak hanya menguntungkan PDI-P, tetapi juga membawa perubahan besar pada peta politik nasional, khususnya bagi Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus) dan partai-partai yang tergabung di dalamnya, seperti Golkar.

Golkar menggelar musyawarah nasional (Munas) lebih awal dan memilih Bahlil Lahadalia sebagai ketua umum baru untuk mempertahankan relevansi partai di tengah persaingan politik yang ketat. Namun, setelah terpilihnya Bahlil, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengubah aturan pencalonan kepala daerah semakin menambah tantangan bagi Golkar sebagai kekuatan utama dalam Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus), sehingga memaksa partai ini segera menyesuaikan strategi untuk menghadapi dinamika politik yang baru.

Perubahan peta politik akibat putusan MK menambah tantangan bagi Golkar. Sebagai partai yang sebelumnya dominan dalam mencalonkan kader, Golkar kini harus bersaing lebih ketat dengan partai-partai lebih kecil yang mendapat keuntungan dari regulasi baru. Kondisi ini menekan Golkar untuk segera merumuskan strategi baru agar tetap kuat di KIM Plus, terutama di bawah dominasi Gerindra.

Sehari setelah PDI Perjuangan mendukung pencalonan Airin Rachmi Diany sebagai gubernur Banten, Partai Golkar berbalik arah dengan kembali mencalonkan Airin.

Bisa jadi perubahan sikap ini sebagai dampak langsung dari putusan Mahkamah Konstitusi yang mengubah peta politik Pilkada. Sebelumnya, Golkar mencoret Airin dari daftar calon setelah Bahlil Lahadalia terpilih sebagai ketua umum partai, namun putusan MK memaksa Golkar untuk merevisi strateginya dan mendukung kembali Airin.

Di sisi lain, PDI-P berhasil memanfaatkan putusan MK dengan mencalonkan pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi, menunjukkan kemampuan partai ini untuk cepat beradaptasi dan memanfaatkan peluang baru yang muncul, memberikan keuntungan signifikan dalam kontestasi politik.

Golkar langsung melek, seperti tidak ingin kehilangan peluang kemenangan dari kader mereka sendiri yang telah lama mereka bina. Airin Rachmi Diany, sebagai kader Golkar dengan elektabilitas tinggi dan rekam jejak yang solid di Tangerang Selatan, menjadi figur penting bagi partai. Latar belakang keluarganya yang berpengaruh di Banten, meskipun terkait dengan politik dinasti, dianggap sebagai aset strategis.

Walhasil, keputusan Golkar untuk tetap mendukung Airin mencerminkan ketidaksatuan yang ada dalam koalisi KIM Plus di tingkat daerah.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun koalisi ini kuat di tingkat pusat, dinamika di daerah dapat memunculkan perpecahan dan ketidakselarasan dalam strategi politik.

Respons PDIP terhadap langkah Golkar yang mendukung kembali Airin Rachmi Diany tampak santai dan penuh percaya diri. Ketua Bidang Kehormatan PDIP, Komarudin Watubun, menegaskan bahwa PDIP tidak mempermasalahkan keputusan Golkar tersebut.

Menurutnya, PDIP telah lebih dahulu mencalonkan Airin, dan jika Golkar ingin mengikuti langkah tersebut, PDIP tidak merasa terancam. Sikap ini mencerminkan keyakinan PDIP akan posisinya yang kuat dalam kontestasi politik, serta menunjukkan bahwa mereka tidak melihat Golkar sebagai ancaman serius dalam persaingan Pilkada di Banten.

Lantas bagaimana dengan koalisi KIM ? Pernyataan Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menunjukkan sikap terbuka dan sportivitas partai dalam menghadapi dinamika politik di Pilgub Banten 2024.

Gerindra tidak mempermasalahkan keputusan Golkar untuk mengalihkan dukungan dari pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah ke Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi, yang diusung bersama oleh PDI-P.

Dasco menekankan bahwa meskipun ada perubahan dukungan dari Golkar, Gerindra tetap fokus pada persaingan yang fair dan siap bertarung secara sehat dengan kandidat yang diusung oleh partai lain.

Pernyataan ini mencerminkan keyakinan Gerindra pada kekuatan calon mereka, Pak Andra Soni dan Pak Dimyati, yang telah diusung bersama PKS di Banten, sekaligus menunjukkan bahwa partai ini berupaya menghindari ketegangan atau konflik dalam koalisi, meskipun ada perbedaan dalam dukungan politik.

 

 

Related posts

Plt. Bupati Bogor Minta PELTI Fokus Pada Capaian Prestasi

Redaksi

Pemerintah Pusat Harus Mengintervensi Perbaikan Jalan Parungpanjang, Kabupaten Bogor

Redaksi

Tahun Baru Imlek 2022, 1 Warga Binaan Lapas Cibinong Dapatkan Remisi Khusus

Redaksi

Pesantren Seni Budaya Arafa Jadikan Musik Sebagai Sarana Dakwah

Redaksi

Renja OPD Sekretariat DPRD Kota Depok Memberikan Masukan Prioritas Pembangunan

Redaksi

Semarak KTT G20, Karutan Ikuti Touring Bersama PTAP Pusat

Redaksi

Leave a Comment