DKI Jakarta – Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) memperkuat kerja sama yang telah dibangun dengan FAO (Food and Agriculture Organization) Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia yang bernaung dibawah PBB.  Mr. Mark Smulder selaku FAO Representatif untuk Indonesia melakukan pertemuan Courtesy Call dengan Kepala Badan Ketahanan Pangan didampingi Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, bertempat di kantor Kementerian Pertanian, pada Rabu, (6/9).
Dalam kesempatan tersebut, Mr. Mark Smulder juga menyampaikan ucapan selamat atas dilantiknya Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng sebagai Kepala BKP.
Kepala BKP menyambut baik kerja sama yang telah terjalin, diantaranya melalui aktivitas pengembangan pilot project, pelaksanaan capacity building, dan partisipasi Indonesia pada beragam pertemuan internasional yang diselenggarakan FAO terkait kebijakan ketahanan pangan dan gizi. Salah satu project yang sedang berjalan adalah pengembangan sagu dari hulu ke hilir berjudul “Promoting Sago Starch Utilization in Indonesia†yang dilaksanakan di Sulawesi Tenggara. Hal ini menjadi perhatian antara BKP dan FAO mengingat cost of production sagu masih tinggi.
Kerja sama antara BKP dan FAO kedepannya didasarkan pada upaya untuk mendukung pencapaian target SDGs (Sustainable Development Goals) ke-2 untuk memantapkan ketahanan pangan, peningkatan kesejahteraan petani, dan pencapaian diversifikasi pangan dan gizi. FAO mengapresiasi Indonesia sebagai salah satu negara pertama di dunia yang mengadopsi parameter SDGs, khususnya target SDG ke-2, dengan indikator angka rawan pangan atau yang dikenal dengan istilah Prevalence of Undernourishement (PoU). Kaitannya dengan hal tersebut FAO telah melakukan rangkaian pelatihan dengan melibatkan BKP untuk mengukur angka rawan pangan Indonesia agar sesuai dengan standar global. Mitra kerja BKP dalam pengukuran PoU tersebut adalah Bappenas selaku Sekretariat SDGs, Kementerian Kesehatan dan Badan Pusat Statistik.
Mr. Mark Smulder menyatakan dukungannya terkait dengan komitmen BKP untuk mempromosikan Gerakan Diversifikasi Konsumsi Pangan menuju pola konsumsi yang Beragam Bergizi Seimbang dan Aman. Terkait dengan hal tersebut, FAO akan mengadakan kerja sama pelatihan dengan melibatkan pakar internasional untuk mengkaji proyeksi pola konsumsi pangan di Indonesia hingga tahun 2045. Kerja sama ini juga akan melibatkan BPS dan Kemenkes.
FAO juga berkomitmen memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaan Hari Pangan Sedunia Tahun 2017 dengan tema “Menggerakkan Generasi Muda dalam Membangun Pertanian menuju Indonesia Lumbung Pangan Duniaâ€. Selaras dengan hal tersebut, FAO menyatakan bahwa peran pemuda dapat dioptimalkan dengan memperlihatkan bahwa, sektor pertanian jika dikelola dengan baik akan sangat menguntungkan. (humas kementan)