Wartadki|Yogyakarta – Dalam rentang waktu satu tahun, KWT Seruni Menoreh Indah yang terletak di Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta telah berhasil mengembangkan kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang diinisiasi oleh Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.
Hal ini ditandai dengan berubahnya status Desa Sidoharjo yang sebelumnya masuk dalam kategori desa rentan rawan pangan tingkat 2, saat ini status nya naik di tingkat 4.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi menyampaikan bahwa pengembangan KRPL ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengentaskan daerah rentan rawan pangan dengan mendorong masyarakat mampu memproduksi pangannya sendiri.
“Melalui KRPL diharapkan asupan gizi keluarga dapat dipenuhi dengan memgoptimalkan lahan pekarangan untuk ditanami aneka sayuran sehingga nutrisi keluarga menjadi beragam bergizi seimbang dan aman”tegasnya.
“Dengan meningkatnya status gizi keluarga yang lebih baik, otomatis ketahanan pangan dan masyarakat juga semakin meningkat, sehingga dari desa yang tadinya rentan rawan pangan, statusnya akan semakin meningkat,” tambah Agung.
Dalam kesempatan ini, Agung mendeklarasikan Desa Sidoharjo sebagai desa pangan organik lestari, sehingga diharapkan ke depan nya apa yang telah dilakukan di desa Sidoharjo, akan lebih terjamin keberlangsugannya, bahkan terus berkembang untuk ditularkan ke desa desa lain nya.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan D.I. Yogyakarta Arofah Noor, menegaskan bahwa dari 16 desa yang masih rentan rawan pangam, saat ini sudah turun menjadi 10 desa.
“Untuk di Desa Sidoharjo ini sudah separuh warga nya mengikuti kegiatan KRPL, karena mereka sudah merasakan sendiri manfaat nya” ujarnya.
Pujiwanti selaku ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) menceritakan bahwa, kegiatan pemanfaatan pekarangan dengan menanam aneka sayuran yang dilakukan bersama 20 anggota kelompok telah memberi manfaat nyata, antara lain mengurangi pengeluaran belanja membeli sayuran untuk keburuhan sehari hari, dan dapat mencukupi kebutuhan gizi keluarga.
Dalam sebulan keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan sebesar 500 ribu rupiah, selain itu juga mereka sudah mengembangkan kebun bibit desa untuk keberlangsungan kegiatannya.
“Dengan adanya kegiatan ini, kami menjadi lebih produktif mengolah lahan di pekarangan untuk ditanami sayuran yang hasilnya bisa dikonsumsi sendiri dan selebihnya bisa kami jual”ujarnya.
Selain menanam aneka sayuran dan sumber pangan lain, mereka juga memelihara ternak ayam dan lele yang dapat memenuhi kebutuhan pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman. Kelompok ini juga membuat 40 jenis produk olahan makanan yang sudah masuk ke toko berjejaring yakni Tomira.
previous post