Wartadki.com| Depok – Sejarawan JJ Rizal mengungkapkan pentingnya Ngaji Budaya. Menurutnya, Ngaji Budaya adalah mengkaji, berpikir ulang posisi kebudayaan sebagai alat survive. Ia menambahkan, kebudayaan bisa menjadi alat survive karena ada nilai-nilai yang diperlukan hari ini. Dirinya menegaskan, Problem besarnya adalah bukan hanya di Depok di banyak tempat di Indonesia terjadi krisis nilai.
“Misalnya Depok sampai hari ini tidak bisa merumuskan sebagai Kota. Nilai apa sih yang ingin diajukan nilai Urban, Betawi. Kenapa sampai tidak ada jawaban karena tidak ada pengetahuan tentang nilai soalnya nilai. Depok Itu Kota yang identik dengan air. Hari ini mayoritas situ itu rusak ada nilai penting dari artefak yang penting sebagai penunjuk nilai identitas atau budaya,”ujarnya seusai acara Ngaji Budaya, Joglo Nusantara, Situ Pengasinan.
Menurutnya, secara historis Depok juga sebagai Kota sains karena pernah punya sejarah denganCornelis Chastelein sebagai sains. Namun, keberadaannya lebih dikenal sebagai seorang penginjil atau penyebar agama. Ia menilai, kondisi tersebut sebenarnya tidak belajar pengetahuan tentang siapa Chastelein.
“Seharusnya Depok itu menjadi kota yang menghargai Sains. Paling tidak tanpa terus ke Chastelein, melihat UI pemicu perkembangan. Kita ingin melihat Kota Depok memberi ruang lebih. Banyak problem nilai di Depok, menurut saya tidak mau ngaji budaya kayak begini. Jadi posisinya penting buat Kota Depok,” terangnya.
Sementara itu Ketua Penyelenggara Bobby menuturkan acara Ngaji Budaya dengan Narasumber: Joko Koentono (Penggiat Budaya), JJ. Rizal (Sejarawan), Murni Khuarizmi (Biang Desain Community) dan Moderator: Irfan Hakim. Ia menambahkan, acara diramaikan dengan oagelaran “Sinden Opera Wayang Beber” bersama Mahagenta dan Wayang Beber Metropolitas. “Kolaborasi kesenian asli Indonesia yang menggabungkan konsep Wayang Beber dipadukan alunan merdu pesinden. Dengan iringan musik etnik dalam pagelaran Sinden Opera Wayang Beber,”tandasnya.
previous post