Wartadki.com|Jakarta, — Peran lumpur dalam industri migas tidak hanya sebagai unsur pendukung, namun juga untuk menstabilkan tekanan fluida. Termasuk mengontrol semburan liar, yang berpotensi membahayakan pekerja dan proses produksi migas (Karya, 2021). Lumpur juga memiliki peran signifikan dalam proses mengangkat cutting dan bongkahan, serta menjaga suhu yang optimal di dalam lubang sumur.
Kendati menjadi komponen esensial, tak dipungkiri bahwa material yang terdapat dalam lumpur pengeboran seperti Pb (Timah Hitam), Cu (Tembaga), Cd (Logam Kadmium) dan lainnya, dapat membahayakan lingkungan hingga mengancam kesehatan manusia (Warmiko, 2015).
Ialah Tim Artemis yang digawangi Mukhammad Sholikhuddin, Muhammad Khoirul Latif dan Dzakhi Fahri, Mahasiswa Teknik Perminyakan Universitas Pertamina (UPER), berhasil menciptakan inovasi lumpur pengeboran yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Bagian yang krusial dari praktik pengeboran adalah memastikan keamanan material penyusun. Kami mengutamakan material alami dan ramah lingkungan, seperti penggunaan zat aditif LCM (Loss Circulation Material), menceminkan komitmen pada praktik pengeboran yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan,” pungkas Amam selaku ketua Tim Artemis yang diwawancari secara daring (28/2).
Tak hanya itu, Tim Artemis juga memanfaatkan High Performance Water Based Mud (HPWBM) yaitu sebuah formulasi lumpur yang berbahan dasar air, serta Reservoir Drill in Fluid (RDIF) yang merupakan komponen lumpur khusus pada zona reservoir sehingga meningkatkan keamanan terhadap formasi pengeboran.
Berkat terobosan tersebut, tim Artemis berhasil meraih gelar juara ke-2, mengalahkan 8 finalis lainnya dalam ajang Mud Innovation, Integrated Petroleum Festival (IPFEST) 2024. IPFEST 2024 merupakan gelaran kompetisi bagi mahasiswa Teknik Perminyakan di Indonesia yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung pada 24 sampai 25 Februari 2024.
Selain mengutamakan penggunaan bahan yang ramah lingkungan, tim Artemis juga berhasil menekan total biaya sistem lumpur dalam pengeboran migas.
“Untuk mendapatkan hasil yang sesuai harapan, kami melakukan berbagai riset mendalam dan percobaan yang dilakukan di laboratorium. Melalui simulasi sumur dengan kedalaman yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu 17 1/2” , 12 1/4” dan 8 1/2”. Selain itu, keberhasilan kami juga dipengaruhi oleh penyusunan laporan akhir yang dinilai komprehensif,” tambah Amam.
Melalui gelaran IPFEST 2024, Universitas Pertamina juga berhasil memborong 3 penghargaan lainnya yaitu juara 2 dan 3 Well Design Competition dan juara ke-3 Mud Innovation Competition. Keberhasilan tim Universitas Pertamina tersebut mendapatkan dukungan dari Rektor Universitas Pertamina.
“Kami mendorong mahasiswa Universitas Pertamina aktif mengikuti kompetisi, sehingga mengembangkan soft skill mereka. Selain itu jalinan kerja sama dengan industri sebagai lahan praktikal mahasiswa belajar secara riil, menjadikan mahasiswa UPER memiliki banyak pengalaman belajar. Ditambah adanya program penyiapan lulusan untuk diserap industri, yaitu Lulusan Merah Putih yang memberi kesempatan pada 45 lulusan terbaik untuk berkarir di Pertamina grup,” jelas Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir MS.