Pesantren Al-Hamidiyah Depok menggelar peringatan Haul ke-26 KH. Achmad Sjaichu. Selain peringatan untuk Pendiri Pesantren, juga peringatan 7 hari wafatnya KH. Achmad Zarkasih yang merupakan Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah. Rangkaian acara yang diisi dengan pembacaan Yasin, Tahlil, zikir, testimoni dari para alumni, tausiyah digelar secara virtual serta offline dari Pesantren Al-Hamidiyah. Hal itu dibenarkan Wakil Direktur Pendidikan Yayasan Islam Al-Hamidiyah Marti Alifa.
“Haul ke-26 ini ga disangka bersamaan peringatan wafatnya almarhum KH. Achmad Zarkasih. Dari peringatan ini, kita ingin menapak tilas kembali semua transkip atau dokumentasi dari KH. Achmad Sjaichu,”ujarnya seusai acara Pesantren Al-Hamidiyah, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Depok.
Menurutnya, sebagai tokoh Nasional dan Internasional patut diteladani dan melanjutkan perjuangannya. Ia mengungkapkan, salah satunya akan mengadakan kurikulum khusus ke-Al-Hamidiyah-an. Yaitu: semua nilai yang dicanangkan KH. Achmad Sjaichu untuk Pesantren Al-Hamidiyah berdasarkan ajaran Ahlussunah Wal Jama’ah (Aswaja) di semua tingkatan pendidikan.
“Kurikulum yang intinya berpihak ke ajaran Aswaja dan semua transkip ajaran almarhum. Nantinya akan kita masukkan di kurikulum semua santri, siswa didik Pesantren. Yang akan digunakan untuk semua dasar pembelajaran,”terangnya sebagai perwakilan Keluarga ini.
Meski telah banyak meluluskan para santri dan Perguruan Tinggi, namun masih ada upaya yang terus ingin dicapai. Menurutnya, secara internal penguatan jaringan dan kerjasama antar alumni Pesantren Al-Hamidiyah terus diperkuat. Disamping itu, kerjasama dengan Organisasi seperti NU dan Lembaga lainnya lebih luas.
“Kita berupaya menyiapkan peserta didik atau santri yang siap menghadapi tantangan di masa mendatang. Salah satunya dengan memperbaiki sistem pendidikan riset dan teknologi. Apalagi, MTs dan MA Al-Hamidiyah oleh Kemenag terpilih sebagai Madrasah riset dan teknologi. Sehingga kita berupaya mempunyai program ke arah sana,”paparnya.
Sosok yang Perhatian Pada Santri
Alumni Pesantren Al-Hamidiyah Ust. Saiful Anam mengungkap kesan bahwa semasa hidupnya KH. Achmad Sjaichu. Menurutnya, salah satu Ketua PBNU dan Ketua DPRGR (1963-1965) dikenal sangat perhatian pada para santrinya. Ia mencontohkan, bagaimana saat mengajar kitab kuning menanyakan siapa yang tidak memiliki kitab dan memberinya.
“Semasa hidupnya dalam memimpin Pesantren beliau sangat perhatian pada para santrinya. Ada 3 hal yang dapat dicontoh Kiai Sjaichu orangnya penyayang dan cinta kepada para santrinya. Perhatian kepada para santrinya dan guru. Memikirkan santri/alumni ke depan,”terang Kasie Bimas Kemenag Jaksel ini.
Kepala Kemenag Kota Depok H. Asnawi apresiasi acara ini sebagai tradisi keagamaan. Menurutnya, sebagai bukti kecintaan keluarga, murid mendoakan guru yang telah meninggalkan lebih dahulu. Bukan semata-mata doakan, lanjutnya, banyak suri tauladan bagi pendiri Pesantren sebagai tokoh Nasional dan Internasional.
“Momen penting ini bagian tidak terpisahkan, terus kita ingat dan pelajari. Khususnya, bagi pemangku di Pesantren. Sepak terjangnya bisa dilanjutkan bagi penerus dan dapat laksanakan. Semoga kita menjadi orang beruntung. Mari kita dukung terus dan sukses buat Pesantren Al-Hamidiyah,”harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, testimoni dari sejumlah alumni dan tokoh. Tausiyah agama dari Ketua MUI Kota Depok KH. Dimiyati Badruzzaman. Acara yang digelar secara virtual ini selain diikuti para alumni Pesantren, juga diikuti secara Hj. Farida Solahudin Wahid dari Tebuireng, Mantan Kedubes Maroko Tosari Wijaya dan lainnya.