Wartadki.com|Bogor, — PENA Foundation melalui Komunitas #BEP (Bogor Edun Pisan) bersama para petani ikan menggelar diskusi bersama. Salah satunya mengatasi solusi krisis ancaman ikan konsumsi di Kabupaten Bogor.
Ketua PENA Foundation Sandi Hanafia berharap kepada para pembudidaya, peternak, & pelaku UMKM di Kabupaten Bogor. Pihaknya menargetkan agar tahun ini ada persiapan masif dan matang dari hulu ke hilir. Misalnya, saat ini petani membutuhkan market, maka akan dibantu menyiapkan pasar, digitalisasinya, IT, & kantor, agar memudahkan para Petani dan pelaku UMKM tidak bingung dalam membuat manajerial dan memasarkan produknya.
“Kita ingin menampung isu yang diluar sana, jangan sampai Ikan lele tinggal sejarah saja di Kabupaten Bogor. Sebab, ikan lele salah satu bahan dasar pencegahan stunting yang menjadi isu besar sampai saat ini, “ujarnya seusai acara Kongkow Bareng Ngubek Kabupaten Bareng: DPRD, Disnakan & Penyuluh Kabupaten Bogor “Selamat Hari Krida Pertanian Momen Mengenang, Menghargai Para Petani, Peternak, Pegawai dan Pengusaha yang bergerak di Dunia Pertanian,” #BEP Bogor Edun Pisan. Kp. Jampang, Pintu Air RT 02/03, Desa Jampang, Kemang, Bogor.
Menurutnya, salah satu upaya meningkatkan kembali sektor perikanan dengan melibatkan Pemerintah. Dirinya berharap misalnya di Bogor ada kurang lebih ada 8.000 s.d 12.000 ASN, tiap bulan 1 kg lele saja dari petani maka akan sangat membantu.
Sama halnya dengan adanya posyandu yang sering membagi-bagikan kacang hijau diganti dengan ikan lele. “Dari sini akan tercipta ekosistem yang baik.
Harapannya pemerintah melek dan memberikan perhatian. Misalnya adanya kebijakan ASN tiap 1 bulan dikasih lele dan posyandu diganti ikan lele. Toh harga satuannya juga murah tidak jauh dibanding kacang hijau. Tentu, akan menggairahkan petani,” harapnya.
Pembudidaya Lebih Memilih Ikan Hias dan Lahan Menyempit
UPP Mina Kahuripan Kabupaten Bogor dan PPS Ook Suherman mengungkapkan saat ini terdapat 487 kelompok petani pembudidaya Ikan (1 kelompok 10 orang). Menurutnya, terjadi fenomena pergeseran yang luar biasa sekitar 70 persen petani ikan konsumsi beralih ke ikan hias. Pasalnya, perbandingan keuntungannya 1 banding 10. Misalnya, dengan lahan 100 meter ikan hias bisa mendapat Rp 10 juta, sedangkan ikan lele hanya Rp 1-2 juta.
“Tentu, para petani menginginkan adanya indukan ikan yang berkualitas, bibit ikan, inovasi teknologi dan lainnya. Apalagi, adanya bantuan stimulan dan komunikasi yang baik diharapkan mampu mensejahterakan petani,” harapnya.
Hal senada diungkapkan Umar Hamzah Penyuluh Perikanan Swadaya dan ketua UPP Kecamatan Kemang. Dirinya memaklumi jika Bogor adalah sebagai produsen dalam ikan, namun fenomena saat ini adalah jika ada konsumen yang menginginkan ikan dalam hal ini lele itu harus mendatangkan dari Kota lain.
“Salah satu penyebabnya adalah lahan yang mulai menyempit. Kita memaklumi sebagai kawasan pemukiman, namun dengan adanya kebijakan Pemerintah bisa membantu petani seperti dengan mempertahankan lahan basah. Tentu, dengan adanya pertemuan ini bisa membuka pengetahuan dan jaringan yang sangat dibutuhkan bagi petani,” katanya.
Dalam diskusi berjalan dengan dinamis dengan menghadirkan narasumber dari Disnakan, Perwakilan DPRD dan Akademisi.
Sebelumnya, Distankan Kabupaten Bogor melalui kabid mengundang PENA Foundation untuk berpartisipasi dalam merumuskan hasil musyawarah di hari Krida Petani 21 Juni 2024 lalu. Karena kabid sendiri tidak lama menghadiri acara mengingat adanys beberapa acara yang harus dihadiri.