Warta DKI
Ragam

Nuroji: Pawai Budaya Hut Kota Depok Tidak Melibatkan Seniman, Pawai Isinya Birokrat

Depok -Karnaval puluhan mobil hias dan pawai dalam rangka rangkaian Hut Kota Depok ke 18 yang melewati jalan Margonda nampaknya kurang di antisipasi pihak panitia dan pihak keamanan pasalnya akibat dari pawai mobil hias banyak masyarakat pengguna jalan yang merasa di rugikan karena terlambat masuk kantor.
Macet akibat pawai mobil hias tersebut berdasarkan pantau tim awak media Wartadki.com mulai lampu merah Juanda sampai dengan Apartemen Juanda hal tersebut tentu merugikan para pengguna jalan karena kebanyakan dari masyarakat mengeluhkan kurangnya sosialisasi akibat dari Hut Kota Depok yang menampilkan rangkaian karnaval dan pawai mobil hias.
Sebut saja Ros,Ă‚ pegawai salah satu karyawan swasta yang bekerja di kawasan komplek Margonda mengeluhkan karena macet yang luar biasa sehingga terlambat sampai ke kantor.
“Saya pikir harus di antisipasi sebelumnya oleh pihak panitia atau kepolisian karena ini macet hampir 2 Kilo lebih,” jelasnya dengan nada kesal,Sabtu (29/04).
Hal yang sama juga di ungkapkan Agus salah satu warga Cilangkap yang juga menyesalkan adanya rangakain pawai yang begitu panjang karena menurutnya hal tersebut bisa di antisipasi dengan buka tutup jalan sehingga kemacetan tidak begitu panjang.
“Luar biasa macetnya tidak ada informasi sebelum nya kalau mau buat acara jangan merugikan masyarakat kita paham setahun sekali acara ini tapi kalau di lakukan tanpa persiapan yang matang lebih baik di balaikota saja,” tandasnya.
Nuroji Ketua Dewan Kesenian Kota Depok menyesalkan sikap Walikota Depok yang membeda-bedakan kegiatan yang di adakan DKD beberapa waktu yang lalu pasalnya kegiatan yang tersebut tidak mendapatkan restu dari Walikota.
“Dulu waktu DKD mau buat acara Depok Night Parade bulan Desember lalu di larang sama Walikota kalau di adakan di Margonda dengan alasan macet,” katanya.
Ditambahkan Nuroji bahwa pihaknya tidak mengerti apa yang menjadi pertimbangan Walikota karena menurutnya apa yang di gelar hari ini tidak memunculkan orang-orang yang memang mengerti akan budaya khususnya budaya lokal.
“Acaranya pawai budaya tapi kok gak ngajak orang budaya dan seniman ini aneh pawai kok isinya birokrat saja,” tandasnya dengan nada kecewa.(yopi)

Related posts

Paskah Bersama di Lapas Cilodong Depok

Redaksi

Hiswana Migas Menjamin Ketersediaan Gas Elpiji 3 Kg Selama Ramadhan

Redaksi

Hut Ke 98 Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Terus Tingkatkan Pelayanan

Redaksi

Bidadari Jakarta Bersama Bidadari Sukabumi Gelar Revolusi Putih

Redaksi

Pertelevisian Indonesia di Era Digital Masih Jauh Tertinggal

Redaksi

Pusdatin Kemensos Kembangkan Aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial (SIKS)

Redaksi

Leave a Comment