Tantangan Industri Manufaktur Sebagai Incaran Global di Indonesia
Penulis: Daniel Nugroho (Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Esa Unggul)
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menjadi kawasan Industri Manufaktur secara global. Memang Industri Manufaktur mempunyai peran penting dalam perekonomian, yaitu menciptakan produk yang digunakan dari berbagai sektor bahan baku serta mempekerjakan banyak orang. Hal ini disampaikan oleh Country Head & Head of Logistics and Industrial Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia, Faraziah Basarah.
JLL selaku perusahaan Real Estate Komersial dan Manajemen Investasi Global melihat bahwa Indonesia menjadi negara yang mendapatkan manfaat besar dari Industri Manufaktur. Beliau mengatakan bahwa populasi yang besar dan banyaknya jumlah tenaga kerja, biaya yang menarik, dan berbagai insentif menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan Investasi Manufaktur saat ini.
Pada tahun 2023, Indonesia mengalami peningkatan untuk Penanaman Modal Asing secara langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) dalam sektor Manufaktur sebesar 4 Miliar Dolar Amerika Serikat sehingga mencapai total sebesar 28,7 Miliar Dolar Amerika Serikat.
Indonesia juga mengalami pertumbuhan yang signifikan untuk Industri Manufaktur, seperti Elektronik, Bahan Kimia, Farmasi, Kendaraan Bermotor, dll. Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan yang mendukung Investasi Manufaktur.
Beberapa kebijakan dari Pemerintah, sebagai berikut Insentif untuk Kendaraan Bermotor tenaga Baterai, Insentif Investasi melalui Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan Strategi Making Indonesia 4.0 yang menargetkan Industri Manufaktur semakin besar.
Selain itu, Pemerintah juga mengizinkan 100% bantuan dari kepemilikan Asing dalam berbagai sektor, seperti Logistik dan E-Commerce.
Kebijakan tersebut dapat menciptakan lingkungan Industri Manufaktur yang baik sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki daya saing bagi Industri Manufaktur Global.
Seperti perusahaan sektor lainnya, Industri Manufaktur memiliki beberapa tantangan dan resiko yang dihadapi, antara lain:
Teknologi dan Inovasi
Dalam perkembangan Teknologi yang cepat, perusahaan Manufaktur harus berinovasi agar tetap kompetitif. Selain itu, dapat membantu perusahaan untuk mempercepat pengembangan produk dan mengurangi biaya.
Peningkatan Biaya Produksi
Kenaikan biaya bahan baku dan tenaga kerja menjadi tantangan bagi Industri Manufaktur. Perusahaan harus mencari cara untuk memaksimalkan proses produksi dan menggunakan bahan baku yang efisien agar tetap kompetitif.
Persaingan Global
Persaingan yang ketat antara Industri Manufaktur di Indonesia dan negara lain dituntut untuk lebih kompetitif dari segi kualitas, harga, dan pelayanan. Perusahaan harus fokus terhadap diferensiasi produk, peningkatan kualitas, dan pengembangan merek yang berbeda dari para kompetitor/pesaing. Dengan memanfaatkan teknologi yang canggih melalui media digital seperti E-Commerce.
Regulasi
Industri Manufaktur mengikuti regulasi yang ketat berhubungan dengan standar kualitas, lingkungan, dan keselamatan kerja. Perusahaan memastikan bahwa harus mematuhi regulasi yang berlaku menghindari sanksi dan meningkatkan reputasi. Melakukan pelatihan kepada tenaga kerja merupakan langkah yang penting untuk mengikuti regulasi yang dibuat.
Tenaga Kerja dan Keterampilan
Industri Manufaktur memerlukan tenaga kerja dengan terampil dan terlatih sehingga pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk kebutuhan tenaga kerja. Perusahaan harus bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan program pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Kesimpulan
Saya menarik kesimpulan bahwa Industri Manufaktur di Indonesia bisa bersaing secara global yang berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian.