Wartadki.com|Bogor, — Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) mengukuhkan komitmennya dalam mengintegrasikan ajaran agama dengan kepedulian lingkungan melalui aksi nyata ekoteologi. Kegiatan ini melibatkan perwakilan enam agama dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bogor, akademisi, serta komunitas keagamaan yang bersama-sama berkontribusi terhadap pelestarian alam.
Kepala PKUB, Muhammad Adib Abdushomad, menegaskan bahwa aksi ini menunjukkan bahwa agama tidak hanya berperan dalam membangun spiritualitas individu, tetapi juga bertanggung jawab atas kelestarian bumi.
“Menanam pohon dan membersihkan tempat ibadah adalah contoh konkret bagaimana kita bisa menerapkan nilai-nilai agama untuk kebaikan bersama,” ujarnya seusai penanaman pohon di Pura PrajaPati Kota Bogor sebagai simbol komitmen kolektif dalam menjaga lingkungan.
Menurutnya aksi ekoteologi ini merupakan langkah nyata dalam mengintegrasikan ajaran agama dengan kepedulian terhadap lingkungan.
Ia menambahkan, menanam pohon di rumah ibadah bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga bagian dari komitmen bersama dalam menjaga bumi.
“Kita ingin menunjukkan bahwa ajaran agama memiliki peran besar dalam membangun kesadaran ekologis dan menciptakan keseimbangan antara manusia dan alam,” terangnya.
Adib mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen PKUB dalam membangun kesadaran ekologis berbasis agama. Ia berharap bahwa gerakan ekoteologi dapat menginspirasi lebih banyak komunitas keagamaan untuk aktif dalam pelestarian lingkungan. Ke depan, PKUB berkomitmen untuk memperluas cakupan kegiatan serupa di berbagai daerah agar nilai-nilai ekoteologi semakin mengakar di masyarakat.
“Kita ingin menunjukkan bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ajaran agama. Dengan aksi ini, kita memberikan contoh konkret bagaimana umat beragama dapat bersinergi untuk menjaga bumi,” harapnya.
Perwakilan umat Hindu Kelian Banjar (pemimpin umat Hindu) I Putu Wardana mengpresiasi pendekatan PKUB. Menurutnya, upaya yang dilakukan tidak hanya mengedepankan dialog, namun juga aksi nyata yang memberikan dampak langsung kepada masyarakat dan lingkungan.
“Pendekatan seperti ini sangat luar biasa karena tidak hanya sebatas diskusi di dalam ruang pertemuan, tetapi langsung dilakukan di lapangan dengan dampak yang nyata,”ungkapnya
Menurutnya, program seperti ini perlu terus dikembangkan agar kesadaran ekologis semakin tertanam di tengah masyarakat beragama.
“Harapannya, gerakan ekoteologi ini dapat terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi komunitas agama lainnya. Agar aktif dalam upaya pelestarian lingkungan sebagai bagian dari praktik spiritual mereka,”tandasnya.
Kegiatan ini diawali dengan diskusi mendalam tentang ekoteologi, di mana para pemuka agama menegaskan bahwa kepedulian terhadap ekosistem adalah bagian dari ibadah. Setelah itu, peserta melanjutkan aksi bersih-bersih masjid di sekitar pura sebagai bentuk nyata dari gotong royong lintas agama.