Pada tahun 2020, kita semua selalu dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Sering rasa takut mencekam dirasakan, jangan sampai kita terjangkiti. Apa jadinya jika kita sampai terkena positif Covid-19 ? Disini saya ingin menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan Covid-19. Kita semua pasti sudah mendengar bagaimana cara menjaga diri kita dari virus ini dengan protocol kesehatan yang harus kita laksanakan, yaitu kenakan masker, cuci tangan dengan sabun, dan jaga jarak. Jangan pernah anggap enteng yang namanya Covid-19 ini. Mungkin sudah ada yang menebak bahwa saya ini adalah alumni Covid19? Ya. Itu benar. Virus SARS-CoV-2 ini sempat mampir pada diri saya. Sekarang saya akan menceritakan pengalaman dalam menghadap isi virus ini.
Jadi, awal mulanya dimulai pada tanggal 27 Oktober 2020 saya merasakan sakit pada tenggorokan. Saya kira karena kebanyakan teriak-teriak. Yah biasalah karena memang hobinya teriak-teriak. Namun keesokan harinya saya merasa badan lemas seperti orang masuk angin,dan suhu badan saya hangat.
Pada tanggal 29 Oktober, sakit tenggorokan yang saya alami semakin parah dengan ditambah hilangnya suara. Malam harinya saya mengukur suhu badan,ternyata mencapai 37,8 derajat Celcius. Serta merta saya minum obat penurun panas. Alhamdulillah turun juga panasnya. Akan tetapi, keesokan harinya disaat malam tiba,suhu tubuh naik lagi hingga mencapai 38 derajat, disertai dengan batuk,dan sedikit kesulitan untuk bernafas. Sekali lagi saya minum obat penurun panas dan obat batuk. Walhasil keesokan harinya panasnya sudah turun kembali, sehingga saya mengira hanya terkena Flu biasa.
Namun, pada tanggal 30 Oktober, indra penciuman dan indra perasa agak mulai terganggu dan tidak bisa merasakan apapun. Saya sampai frustasi, karena makan apapun tidak ada rasanya, bahkan mencium parfum pun tidak ada baunya. Saya mulai curiga. Meskipun saya merasa telah mematuhi protocol kesehatan, saya tetap curiga.
Pada tanggal 2 November, barulah mendapat konfirmasi bahwa virus SARS-CoV-2 ini sedang mampir ke tubuh saya. Panik mulai merasuki pikiran. Padahal menurut saya, telah patuh dalam menjaga protocol kesehatan, namun masih juga dijangkiti. Untung saya teringat akan artikel-artikel yang telah saya baca mengenai Ivermectin.
Langsung saja saya meminum obat Ivermectin dengan dosis 20 mg zat aktif. Dosis obat ini diberikan sesuai dengan berat badan seseorang. Jadi dosis yang saya gunakan adalah 0.4 mg zat aktif per Kg berat badan. Saya pun langsung melakukan isolasi mandiri.
Dosis Ivermectin tersebut saya konsumsi sebanyak 3 kali, pada tanggal 2, 4, dan 8 November pada tanggal 5 November semua gejala yang saya alami sudah hilang. Ajaib. Semua indra perasa dan indra penciuman saya sudah kembali normal.
Akhirnya pada tanggal 10 November saya melakukan PCR test, dan dinyatakan telah bebas dari virus ini. Sekarang saya sudah dapat keluar dari isolasi mandiri saya, dengan tentunya tetap menjaga protokol kesehatan.
Nah itulah kisah kemenangan saya melawan virus ini bersama Ivermectin. Saya berharap melalui cerita ini, saya dapat menyampaikan agar kita jangan sekali-kali menganggap remeh wabah Covid-19 ini. Wabah Covid 19 itu nyata dan ada. Patuhi protocol kesehatan yang telah ditetapkan. Tidak enak sama sekali kalau sampai terkena Covid-19, apalagi saat melakukan isolasi mandiri. Meskipun kita menjaga, tetap ada kemungkinan kita terjangkiti.
Bagi yang terkena dan sedang melawan virus ini,saya sampaikan, jangan takut, jangan stress. Ada pengobatan yang sudah teruji oleh banyak dokter dan alumni Covid-19. Tetap positive thinking. Masih ada hari esok yang lebih cerah. Ivermectin adalah jawaban yang dibutuhkan kita semua.
Tahukah pembaca tentang Ivermectin? Izinkan saya berbagi informasi. Ivermectin adalah obat anti-parasit yang diklaim dapat membunuh virus COVID- 19 dengan dosis tunggal dalam waktu 48 jam, pada sebuah penelitian in-vitro di Australia pada awal April 2020.
Sampai saat ini obat tersebut sudah banyak dipakai diseluruh dunia untuk melawan virus SARS-CoV-2 dengan hasil yang sangat baik. Bahkan para dokter terkemuka yang menggabungkan diri pada Front Line COVID-19 Critical Care Allian telah melakukan konferensi pers pada tanggal 4 Desember 2020 di Houston, Texas, Amerika untuk membeberkan dengan cukup menyeluruh tentang keampuhan dan efektifitas Ivermectin terhadap wabah Covid-19 ini.
Sebagai penutup, saya doakan agar kita semua tetap sehat, dan pandemic ini cepat berlalu. Stay Safe and Stay Healthy Everyone. Ayo kita sebarkan berita mengenai Ivermectin ini kesemua kerabat yang anda kenal, dan semoga pandemic segera hilang dan berlalu dari muka bumi ini. Demi kemajuan Indonesia. (Rufa)
previous post