Wartadki.com| Jakarta – Ekonom Nasional, Hardi Fardiansyah mengatakan, bangsa Indonesia saat ini sudah masuk dalam era globalisasi yang tantangannya sangat luar biasa, yang sangat berpengaruh pada bidang ekonomi dan paling dirasakan pada sektor perdagangan.
“Kita memang sudah memasuki era globalisasi. Salah satunya berpengaruh pada bidang ekonomi khususnya terhadap perdagangan antara beberapa negara yang bersifat bebas. Sesuai dengan prinsip dasar dari globalisasi yang bertujuan untuk menghilangkan hambatan-hambatan yang ada. Hambatan antar negara ini kerap dijadikan permasalahan dalam perdagangan internasional,” terang Hardi kepada awak Media, Selasa (19/10/2021).
Hardi menjelaskan, globalisasi ekonomi merupakan sebuah proses yang terjadi pada saat adanya aktivitas ekonomi yang masuk ke dalam suatu negara. Mencakup produksi, distribusi, dan konsumsi.
“Dimana ekonomi ini memasuki ruang lingkup dunia tanpa mengenal adanya batasan dalam suatu wilayah atau negara. Poin utamanya, proses ekonomi ini memandang dunia sebagai satu kesatuan. Dengan tujuan utama untuk menciptakan kawasan perdagangan yang bebas dan sangat luas,” jelas Hardi.
Kerja sama seperti ini, menurut dia, bisa berpengaruh pada harga barang yang tidak kompetitif dengan berdasarkan pada tarif ekspor dan impor yang memiliki harga tinggi. Sehingga ada kebijakan yang memudahkan keluar masuknya produk ekonomi dari berbagai negara.
“Adanya globalisasi ekonomi ini ikut berdampak pada berjalannya bisnis dan sebuah perusahaan. Tentunya ada dampak positif dan dampak negatifnya.
Dampak Positif,” katanya.
Dampak positif, lanjut Hardi, terhadap dunia bisnis antara lain produksi global bisa ditingkatkan dari sebelumnya saat globalisasi belum diterapkan. Pasalnya, ada batasan-batasan wilayah yang sudah runtuh. Dari kondisi ini, sebuah bisnis bisa berkesempatan memperoleh banyak keuntungan.
Selain itu, adanya globalisasi ekonomi juga berdampak pada meluasnya pasar untuk menjual produk dalam negeri dengan lebih bebas. Dampak positif lainnya adalah dengan memperoleh lebih banyak modal dan juga teknologi yang lebih baik.
“Modal ini ditandai dengan banyaknya investor yang berinvestasi ke dalam suatu perusahaan. Selain itu, melihat dari teknologi informasi yang semakin meningkat juga menjadi hal yang positif dalam bidang bisnis,” tandasnya.
Hardi juga menjelaskan, selain ada dampak positif, ada juga dampak negatif yang terjadi dari globalisasi di dalam bidang ekonomi. Khususnya di perusahaan dan bisnis. Ia memberi contoh misalnya, pengaruh negatif tersebut berupa menghambat pertumbuhan sektor industri pada negara-negara berkembang.
“Alasannya, lantaran negara-negara tersebut tidak bisa lagi menggunakan tarif ekspor dan impor yang tinggi. Contoh lainnya, adanya globalisasi ekonomi ini turut juga memperburuk neraca pembayaran pada negara-negara berkembang yang tidak mampu bersaing. Alhasil, harga barang-barang dinaikkan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan harga untuk negara yang mampu bersaing,” ulasnya.
Maka itu, Hardi menegaskan, dalam menghadapi globalisasi itu perlu digagas strategi perusahaan yang inovatif, kreatif. Strategi yang pertama adalah saat sebuah negara mampu menghasilkan inovasi dengan memanfaatkan teknologi, maka bisa dikatakan negara tersebut telah mendukung globalisasi ekonomi. Karena teknologi bisa dimanfaatkan untuk membuat sebuah prediksi di lingkungan yang kompleks melalui penelitian dan kajian dari pengetahuan tertentu.
“Strategi yang kedua adalah menumbuhkan pemikiran kritis. Pola pikir kritis ini merupakan bagian dari sebuah proses intelektualitas aktif dan terampil sebagai panduan untuk keyakinan dalam tindakan. Pada umumnya, ini didasarkan pada nilai intelektual universal,” tutupnya.