Wartadki.com|Cibinong, — Bupati Bogor Iwan Setiawan minta kepada seluruh Camat se-Kabupaten Bogor untuk sukseskan program B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) untuk mendukung budayakan ketahanan pangan lokal kepada masyarakat. Hal itu ditegaskan melalui momentum peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) tingkat Kabupaten Bogor tahun 2023 yang berlangsung di Taman Pemuda Perkantoran Pemda, Rabu (18/10/23).
Bupati Bogor Iwan Setiawan mengungkapkan, saat ini semua wilayah tengah menghadapi cuaca ekstrim yang sangat mempengaruhi terhadap kondisi pertanian salah satunya di Kabupaten Bogor. Budaya ketahanan pangan lokal sangat penting untuk mengganti konsumsi nasi dengan alternatif pangan lokal seperti talas, ubi, jagung yang dapat dimodifikasi menjadi tepung dan aneka makanan yang kaya akan karbohidrat sama halnya seperti mengkonsumsi nasi.
Menurutnya, dibutuhkan komitmen, sinergi dan kolaborasi bersama antara pemerintah, segenap pemangku kepentingan dan elemen masyarakat dalam upaya membangun ketahanan pangan nasional.
Oleh karena itu, melalui peringatan hari pangan sedunia ini, ia mengajak semua untuk berupaya merubah perilaku konsumsi masyarakat dengan lebih banyak mengkonsumsi pangan lokal sebagai alternatif pengganti bahan pangan khususnya impor yang sulit dijangkau.
“Saya minta kepada para camat untuk aktif mensosialisasikan dan mengedukasi kepada masyarakat pentingnya mengkonsumsi Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), untuk mewujudkan ketahanan pangan lokal di Kabupaten Bogor,” ungkap Iwan Setiawan.
Perlu diketahui, Kabupaten Bogor memiliki biodiversitas pangan lokal yang kaya gizi seperti singkong, ubi, jagung, sorgum, ganyong, talas dan sumber protein telur dan ayam serta berbagai jenis ikan air tawar.
Mari kita bersama-sama melakukan aksi nyata dalam membangun ketahanan pangan melalui edukasi dan promosi penganekaragaman pangan lokal kepada masyarakat. Bersama kita dukung program “B2SA habiskan!” beragam, bergizi seimbang, dan aman serta habiskan makanannya untuk menghindari kemubaziran,” jelasnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor, Asep Mulyana mengungkapkan, Hari Pangan Sedunia Tahun 2023 Tingkat Kabupaten Bogor mengusung tema “Hidup Lebih Sehat dan Bahagia dengan Konsumsi Pangan Lokal”.
Menurutnya, pangan lokal berperan sebagai sumber keragaman pangan untuk pencapaian pangan dan gizi keluarga sebagai hasil kreativitas budaya dan kearifan lokal yang dapat meningkatkan keragaman makanan bergizi, yang senantiasa mendapat dukungan dan sudah sering disosialisasikan langsung oleh Bapak Bupati.
“Sebab pola konsumsi yang sehat dengan pangan lokal tentunya memerlukan kolaborasi dan komitmen lintas sektor yaitu dari pemerintah baik level pusat, maupun daerah, sektor swasta, private, akademisi, peneliti, komunitas, media dan masyarakat pada umumnya pemerintah dalam hal ini berperan dalam koordinasi penetapan kebijakan dan promosi pemanfaatan pangan lokal,” jelas Asep
Perlu diketahui untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan Kabupaten Bogor, Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan
antara lain, penyediaan infrastruktur lumbung pangan sebanyak 8 unit yang tersebar di 4 kecamatan. Penyediaan infrastruktur lantai jemur sebanyak 9 unit di 4 kecamatan, selanjutnya penyaluran pen cadangan pangan pemerintah Kabupaten Bogor sebanyak 102,7 ton per September 2023 bagi masyarakat Kabupaten Bogor yang terkena bencana alam dan non alam yang tersebar di 20 kecamatan.
“Lalu gerakan pangan murah komoditas strategis sebanyak 35 kali sampai dengan bulan Oktober termasuk hari ini juga menyelenggarakan pangan murah. Kemudian sosialisasi registrasi pangan segar asal tumbuhan yang telah menghasilkan 182 dokumen izin edar, pangan segar asal tumbuhan pada 10 pelaku usaha per September 2023,” terangnya.
Kemudian penanganan daerah rawan pangan di tujuh kecamatan pertama melalui program pertanian keluarga komoditas cabe kepada tiga kelompok tani, pemberdayaan harapan pada dua kelompok tani, penyediaan infrastruktur melalui pembangunan rice milling sebanyak dua unit bagi dua kecamatan. Lalu penyediaan unit untuk desa adat Malasari sebanyak lima unit, fasilitasi lomba sektoral di dua lokasi, intervensi desa konvergensi stunting di 13 desa, pertanian masuk sekolah di 2 lokasi, serta sosialisasi B2SA di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.