Wartadki.com|Surabaya, – Ekonom senior INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) Didik J. Rachbini di hadapan para pimpinan perusahaan pelayaran internasional dan domestik menyebut pertumbuhan arus peti kemas tidak akan jauh dari pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada triwulan III tahun 2025 perekonomian Indonesia tumbuh 5,04 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Menurut Didik, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional diperlukan peningkatan aktivitas produksi melalui industrialisasi.
“Industri adalah faktor kunci dalam perekonomian nasional khususnya manufaktur, perdagangan meningkat, nilai ekspor juga akan meningkat, peluang kerja meningkat, yang juga tentu akan berdampak pada peningkatan arus peti kemas” katanya.
Rachbini mencontohkan program hilirisasi nikel yang mulai menunjukkan hasil. Nilai ekspor produk turunan nikel pada tahun 2024 tercatat sebesar USD 33,9 miliar meningkat jauh dari tahun 2017 yang tercatat sebesar USD 3,3 miliar.
Lebih lanjut Rachbini menyebut, industri, investasi dan ekspor ke pasar global adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan menuju 8 persen. Arus peti kemas adalah jasa logistiknya. Tanpa dinamika industri maka sulit untuk mencapai pertumbuhan yang diharapkan.
Managing Partner PH&H Public Policy Interest Group Agus Pambagio menyebut diperlukan peningkatan infrastruktur pelabuhan dan fasilitas pendukung lainnya untuk meningkatkan daya saing nasional. Agus menyebut pentingnya keberadaan pelabuhan yang berfungsi sebagai transhipment hub agar lalu lintas perdagangan lebih tertata dengan baik.
“Kebijakan dan aturan juga harus sejalan dan mendukung iklim investasi, jangan sampai saling bertentangan, hal ini dapat berdampak pada pembangunan atau pengembangan yang kurang terencana dengan baik, jangan yang penting ada lalu nanti tidak maksimal,” pungkasnya.
