Wartadki.com|Depok, — Kongres Advokat Indonesia (KAI) Kota Depok menggelar Pra Muscab jelang pelaksanaan Musyawarah Cabang. Menariknya, awalnya agenda Pra Muscab untuk menyaring calon Ketua dan mengenang kiprah alm. Herman Dionne sebagai Ketua KAI sebelumnya.
Namun, forum menghendaki pemilihan Ketua KAI secara langsung dan berdasarkan musyawarah mufakat terpilih Taty Wahyuni Oesman yang tak lain adalah istri almarhum sendiri.
Ketua KAI Depok terpilih Taty Wahyuni Oesman mengakui sedih sekaligus bersyukur karena organisasi ini kembali aktif setelah sempat cukup lama redup sepeninggal Herman Dionne.
“Sebenarnya sudah cukup lama ya ketika kita kehilangan sosok beliau ini sebagai ketua KAI di Kota Depok, banyak hal-hal yang bagaimana cara mengatasi ketika ada masalah dengan teman-teman di organisasi atau segala macamnya ya. Karena kan memang kita butuh sosok pemimpin,” katanya Kantor KAI di Grand Depok City (GDC), Kecamatan Cilodong.
Menurutnya Regenerasi adalah suatu hal yang penting. Pasalnya, agar ada keberlanjutan yang dapat menjalankan organisasi ini.
“Tadi juga sempat ada seletingan, kenapa nggak diteruskan sama istrinya aja? Lucu ya kalau kayak gitu, kayaknya gimana gitu ya. Kayak tahta kerajaan ya,” ujarnya.
Dia mengaku tak menyangka, pada akhirnya terpilih untuk meneruskan tongkat kepemimpinan almarhum Herman Dionne. Menurut dia, ini adalah amanah yang cukup berat, namun harus dijalankan.
“Saya selama ini ketika menjalankan organisasi di LBH sendiri pun siap nggak siap. Karena ini menunjukkan amanah, itu tetap harus dijalankan,” jelasnya.
Pengurus senior KAI DPC Kota Depok, Borisa Rezadi Bachtiar kepada wartawan mengatakan, organisasi advokat KAI Depok memiliki perjalanan yang cukup panjang di Kota Depok. Organisasi advokat ini tak terlepas dari peran mendiang Herman Dionne yang memimpin hingga terkenal sampai saat ini. Organisasi ini dibentuk sekira tahun 2010. Menurutnya, sosok almarhum Herman Dionne memiliki jasa dan peran yang sangat penting di balik perjalanan organisasi advokat ini.
“Jadi saya dengan almarhum itu berjuang sekali untuk mendapatkan organisasi KAI itu ada di Depok. Jadi memang organisasi KAI itu luar biasa di sini dengan berkat Pak Herman,” katanya.
Borisa mengatakan, sebagai seorang pemimpin organisasi, Herman Dionne jauh dari kesan mewah. Namun demikian, ia tak perlu berpikir panjang jika ada anggotanya yang kesusahan materi.
“Nah disitulah terlihat bahwa almarhum itu dermawan sekali dengan lembaga KAI ini, dia luar biasa sekali. Jadi dari fisiknya, keuangannya itu beliau 100 persen untuk mengembangkan KAI ini,” ujarnya.
Dia menceritakan, beberapa antaranya sukses menjadi pengacara berkat bimbingan langsung Herman Dionne. Sepak terjang almarhum sebagai advokat pun mendapat pengakuan dari aparat penegak hukum lainnya, termasuk pengadilan.
“Boleh tanya siapa yang nggak kenal Bang Herman, almarhum. Di pengadilan tuh orang-orang bang, bang, bang, semuanya. Termasuk hakim pun semua pada hormat sama beliau. Bukan hormat dalam arti tanda kutip ya, hormat itu memang keilmuannya dia,” tegasnya.
Borisa berharap, dengan ada pemimpin baru maka organisasi ini dapat semakin berkembang.
“Harapan saya ketuanya itu bisa minimal ya, mengimbangi beliau (almarhum). Dari kebaikannya, dari loyalitas dia terhadap organisasi KAI yang ada di Depok. Jadi minimal sama dengan beliau, punya visi misinya,” harapnya.