Citeureup – Para wali murid SDN Citeureup 04 Kelurahan Puspanegara, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor  mempertanyakan adanya surat pernyataan yang tertulis, “dengan ini menyatakan bahwa saya selaku orang tua dari anak tersebut diatas bersedia dan tidak keberatan membantu program sekolah untuk kelancaran kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh sekolah selama anak saya sekolah di SDN Citeureup 04untuk bersedia membantu program sekolahâ€. Surat pernyataan yang diminta untuk di isi dan ditandatangani oleh orang tua murid.
Orang tua murid  khawatir, surat pernyataan ini bakal dijadikan dasar untuk meminta bantuan dana kepada orang tua siswa.
“Kami khawatir nantinya jadi alasan untuk meminta bantuan dana, padahal kan ada dana BOS dari pemerintah. Kalau hanya sekedar bersedia dan tidak keberatan membantu program sekolah apalagi untuk kelancaran kegiatan pembelajaran tidak perlu pakai surat juga pasti didukung,” kata salah satu orang tua murid yang namanya enggan disebutkan, Kamis (20/07).
Bahkan, format surat ini sempat viral di media sosial Facebook, dan menjadi perhatian di dunia maya. Seperti yang diunggah oleh pemilik akun Facebook Purwadi Bima, dengan meng-upload foto format surat pernyataan dalam akun tersebut disertai pernyataan.
“Orang tua murid harus membuat surat pernyataan diatas materai..?? Semoga tidak disalah gunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Apakah ini dibenarkan.??,” tulisnya yang diunggah pada 19 Juli 2017 sekitar pukul 08.48 WIB.
Ketika hal ini dikonfirmasi ke pihak sekolah, Kepala SDN Citeureup 04 Yuyun Masitoh menjelaskan, bahwa surat pernyataan itu hanya untuk meminta bersedia dan tidak keberatan membantu program sekolah untuk kelancaran kegiatan pembelajaran. “Bukan maksud untuk meminta bantuan finansial atau dana,” kata Yuyun Masitoh.
Ia menambahkan, sebelum adanya surat pernyataan itu, terlebih dahulu pihak sekolah telah merapatkan dengan pihak komite sekolah dan disetujui. “Sebelumnya kan juga sudah dirapatkan dan semuanya setuju, mungkin ada beberapa orang tua murid yang kurang paham,” imbuhnya Kepada Wartadki.com
Menurut Yuyun, sekolah yang mencapai 600 siswa ini kerap melakukan kegiatan diluar sekolah seperti Palang Merah Remaja (PMR), Pramuka dan belum lagi kegiatan study tour.
“Jadi saya rasa ini salah paham orang tua siswa, karena saat rapat komite mungkin ada yang kurang paham adanya surat pernyataan itu,” pukasnya. (Wawan suherman)