Warta DKI
Ragam

82 Persen Desa-Desa di Indonesia Bergantung Dari Sektor Pertanian

DKI Jakarta – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Eko Sanjojo, mengemukakan, 82 persen desa-desa di Indonesia bergantung dari sektor pertanian. Karena itu, pemerintah akan minta seluruh kepala daerah untuk menentukan skala fokus produksinya apa saja, selanjutnya pemerintah pusat akan memberikan insentif.
“Misalnya desa tersebut menanam jagung, nanti Kementerian Pertanian akan memberikan insentif berupa bibit, pupuk, dan sarana produksi serta sarana pasca panen. Sehingga sektor pertanian bukan hanya bisa menghasilkan pekerjaan di sektor pertanian saja, tapi juga di industri pasca panennya dan industri pergudangannya, jadi bisa memberikan lapangan pekerjaan yang multiplier effect-nya lebih besar,” jelas Eko.
Menteri Desa, Â juga mengemukakan, tahun ini, pemerintah berharap Dana Desa bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dasar desa, tapi juga menjadi stimulus untuk percepatan pertumbuhan ekonomi desa.
“Karenanya, tahun ini pemerintah mulai melakukan klasterisasi di setiap desa, sehingga desa itu mempunyai skala produksi yang besar dan terintegrasi dari hulu dan hilir,” kata Eko kepada wartawan usai Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (29/3) sore.
Sebelumnya saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas Percepatan Pembangunan Desa itu, Presiden Joko Widodo meminta agar penyaluran dan pemanfaatan Dana Desa bisa betul-betuk efektif sehingga memberikan manfaat bagi warga desa, terutama pada penurunan jumlah penduduk yang miskin.
Tambahan Rp 20 Triliun Dana Desa di Tahun 2017
Kenyataannya, lanjut Menteri Desa, PTT itu, sekarang di lapangan hanya 45 persen dari desa di Indonesia yang mempunyai sumber air, baik berupa irigasi, embung, dsb.
Karena itu, Presiden menginstruksikan supaya tambahan Rp20 triliun Dana Desa di tahun 2017 digunakan untuk membentuk embung air, sehingga desa-desa tersebut yang sekarang rata-rata hanya bisa menanam 1,45 kali tanam per tahun, menjadi 3 kali tanam.
“Harapannya pendapatan di desa bisa naik dua kali lipat lebih sehingga ada akselerasi pertumbuhan ekonomi di desa,” ujar Eko seraya menambahkan, embung tersebut juga diharapkan juga bisa menjadi sarana perikanan darat.
Mengenai pembentukan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), menurut Menteri Desa, PDTT, ini penting agar Dana Desa bukan menjadi sumber utama pembangunan desa, tapi sebagai stimulus saja, karena banyak BUMNDes yang keuntungannya jauh lebih besar dibandingkan dana desa.
“Pemerintah akan melakukan pendampingan ke setiap BUMDes di seluruh Indonesia,” tegas Eko.
Mengenai desa yang belum menerima Dana Desa, menurut Eko, ada 245 desa yang belum menerima dana desa karena beberapa faktor.
Yang paling besar, sebut Menteri Desa, PDTT, adalah menyangkut kesiapan dari kabupaten atau daerah yang bersangkutan dalam membuat aturan tentang dana desa.
Faktor lainnya, karena berubahnya status desa menjadi kelurahan. Ada juga desa-desa yang ternyata penduduknya tidak ada, karena ternyata desa itu bagian dari satu perkebunan, baik swasta maupun pemerintah, sehingga otomatis tidak disalurkan. Selain itu, ada juga faktor karena desa tersebut sedang ada kasus hukum.
Sebelumnya Menteri Desa, PDTT Eko Sanjojo mengemukakan, tahun lalu, Dana Desa telah membangun lebih dari 60 ribu kilometer jalan desa, lebih dari 35 ribu MCK, 15 ribu PAUD, 15 ribu poliklinik desa, dan sebagainya, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. (setkab)
 
 

Related posts

Pelayanan BPJS Kini Lebih Mudah Dengan Aplikasi JKN-Mobile

Redaksi

Sosialisasi Pengisian SPT Tahunan Wajib Pajak Melalui E-Filling di Kodim Kota Depok

Redaksi

Pelantikan Andi Cakra Alam Sebagai Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara

Redaksi

Transparan dan Tertib Hibah Bansos Melalui Sahabat

Redaksi

Pembangunan SDM di Kota Depok Masih Butuh Perhatian Lebih

Redaksi

Sosialisasi Empat Pilar, Agar CPNS Tidak Disusupi Paham Radikal

Redaksi Wartadki

Leave a Comment